JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengharapkan kekerasan yang terjadi di wilayah Palestina dan Israel dapat berakhir sesegera mungkin. Hal ini disampaikannya dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Perkiraan dan harapan saya adalah ini akan diakhiri lebih cepat, tetapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri,” Ucap Biden, dikutip dari Reuters, Kamis (13/5/2021).
Biden tidak menjelaskan alasan di balik optimismenya. Namun menurutnya tim keamanan nasional AS telah sering melakukan kontak dengan rekan-rekannya di Israel, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk mencoba menyelesaikan konflik tersebut.
Sebuah pernyataan Gedung Putih tentang pembicaraan Biden-Netanyahu mengatakan Biden mengutuk serangan roket oleh Hamas dan kelompok lain terhadap sasaran di Israel dan menyampaikan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk keamanan Israel dan hak sah Israel untuk membela diri dan rakyatnya, sekaligus melindungi warga sipil.
“Dia juga menyampaikan dorongan Amerika Serikat tentang jalan menuju pemulihan ketenangan yang berkelanjutan. Dia berbagi keyakinannya bahwa Yerusalem, kota yang sangat penting bagi orang-orang beriman dari seluruh dunia, harus menjadi tempat yang damai,” kata pernyataan tersebut.
Kedua pemimpin negara ini sepakat untuk tetap berhubungan secara pribadi di waktu mendatang dan untuk menjaga konsultasi erat antara tim mereka.
Rencananya, dengan berbagai dorongan banyak negara dunia, Amerika akan mengutus Hady Amr, untuk berbicara dengan Israel dan Palestina.
Hady Amr merupakan Wakil Asisten Menlu AS yang bertanggung jawab atas urusan Israel dan Palestina.
“Dia akan mendesak atas nama saya dan atas nama Presiden Biden untuk mengurangi eskalasi kekerasan,” kata Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS.
Dalam kesempatan terpisah dan melakukan panggilan telepon dengan Netanyahu, Blinken mendesak agar kekerasan antara Israel dan Palestina segera dihentikan.
“Menteri mengulangi seruannya kepada semua pihak untuk mengurangi ketegangan dan menghentikan kekerasan,” tulis pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS.
Sumber: CNBC
Tinggalkan Balasan