JAKARTA – Turki langsung mengutuk Israel karena ‘melanggar kesucian Al Haram Al-Sharif’ (kawasan Al.Aqsha) pada hari Sabtu kemarin.
Turki pada hari Minggu mengutuk pasukan Israel karena “melanggar kesucian kawasan Al Haram Al-Sharif” (Al Aqsha) dan mengizinkan pemukim Israel untuk menyerang Masjid Jami Al-Aqsa.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis: “Kami mengutuk pasukan Israel yang melanggar kesucian Al Haram al-Sharif (Al Aqsha) sekali lagi dengan membiarkan kelompok rasis (Israel) menyerang Masjid Jami Al-Aqsa, mengganggu ibadah warga sipil Palestina dengan granat kejut dan menahan beberapa warga Palestina. warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, dalam gambar yang menyinggung martabat manusia.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa “sangat berbahaya” untuk provokasi semacam itu berlanjut di lingkungan saat ini di mana ketegangan yang disebabkan oleh serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa pada bulan Mei masih segar dalam pikiran.
“Kami mengulangi seruan kami pada pemerintah Israel untuk mengakhiri tindakan dan serangan provokatif ini sesegera mungkin,” tambahnya.
Lebih dari 500 pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu di tengah ketegangan atas serangan pemukim yang direncanakan ke situs flashpoint, menurut sebuah agen Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan para pemukim masuk ke kompleks itu melalui Gerbang Al-Mughrabi yang dikuasai Israel, di barat daya masjid, dan melakukan ritual mereka di dalam.
Pada hari Sabtu, ratusan pemukim melakukan pawai di Yerusalem Timur yang diduduki menjelang serangan yang direncanakan mereka.
Hubungan antara Turki dan Israel memburuk secara drastis pada tahun 2010 setelah serangan angkatan laut Israel di kapal kemanusiaan sukarelawan Turki Mavi Marmara saat menuju Gaza Palestina. Peristiwa itu menyebabkan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan damai Turki-Israel.
Selama serangan Israel baru-baru ini terhadap Palestina, otoritas Turki mengintensifkan upaya diplomatik untuk mengakhiri agresi Israel.
Tinggalkan Balasan