JAKARTA – Sekjen PBB Antonio Guterres telah memperingatkan, kegagalan untuk mengurangi emisi global membuat dunia berada pada jalur bencana menuju pemanasan 2,7 derajat Celsius.
Dikutip dari Beritasatu.com Al Jazeera, Jumat (17/9/2021), satu laporan PBB tentang janji emisi 191 negara menemukan bahwa negara-negara itu tidak akan memenuhi ambisi perjanjian iklim Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global yang disebabkan manusia hingga 1,5 Celsius di atas suhu pra-industri.
“Sebaliknya, laporan menunjukkan “dunia berada di jalur bencana menuju pemanasan 2,7 derajat Celsius,” kata Guterres dalam pernyataan pada Jumat, hanya beberapa minggu sebelum pembicaraan genting di KTT COP26 pada bulan November yang bertujuan untuk mengamankan tindakan iklim yang lebih ambisius.
Analisis PBB yang baru menyatakan bahwa di bawah janji negara-negara saat ini, emisi global akan menjadi 16% lebih tinggi pada tahun 2030 daripada pada tahun 2010. Kondisi itu jauh dari pengurangan 45% pada tahun 2030 yang menurut para ilmuwan diperlukan untuk mencegah bencana perubahan iklim.
“Tanpa komitmen yang lebih ambisius, suhu global bisa mencapai 2,7 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini,” kata PBB.
Kondisi itu akan memicu efek yang jauh lebih dahsyat daripada negara-negara yang sudah menghancurkan negara-negara di seluruh dunia, dari banjir fatal hingga kebakaran hutan dan badai.
“Secara keseluruhan angka emisi gas rumah kaca bergerak ke arah yang salah. Itu tidak cukup, apa yang kita miliki di atas meja,” kata kepala iklim PBB Patricia Espinosa.
Espinosa mengatakan telah menerima “sinyal yang sangat positif” dalam pembicaraan dengan beberapa negara bahwa komitmen baru akan tiba sebelum KTT COP26 di Glasgow, tanpa menyebutkan nama apa pun.
Amerika Serikat dan 27 negara Uni Eropa – penghasil emisi terbesar kedua dan ketiga di dunia setelah Tiongkok, termasuk di antara negara yang menetapkan target pengurangan emisi yang lebih ketat tahun ini.
Negara-negara yang bertanggung jawab atas sekitar setengah emisi dunia belum melakukannya. Tiongkok, India, dan Arab Saudi termasuk di antara mereka.
Brasil dan Meksiko mengajukan janji terbaru yang menurut para analis akan menyebabkan emisi yang lebih tinggi daripada target negara-negara tersebut sebelumnya.
Presiden COP26 Alok Sharma mengatakan bahwa tanpa tindakan dari semua negara, terutama ekonomi terbesar, upaya ini berisiko sia-sia.
Negara-negara termasuk India menyatakan tidak dapat mengurangi emisi lebih cepat kecuali mereka menerima lebih banyak dukungan dari negara-negara kaya untuk berinvestasi dalam energi dan industri rendah karbon.
Tinggalkan Balasan