JAKARTA – Pasar aset kripto di pertengahan 2022 ini cenderung menurun. Namun menurut CEO Indodax Oscar Darmawan, market yang sedang menurun atau biasa disebut sebagai market bearish tidak selamanya selalu buruk.
Oscar menjelaskan, penurunan harga kripto pada dasarnya terjadi karena aksi jual yang terjadi lebih banyak daripada aksi beli oleh para investor, sehingga penawaran yang ada di pasar lebih banyak daripada permintaannya. Namun, aksi jual besar besaran ini tentu terjadi akibat sentimen negatif yang terjadi belakangan ini.
“Saya pikir sentimen negatif yang menyebabkan kripto menurun beberapa hari terakhir terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan ini bertujuan untuk meredam inflasi di Amerika yang sedang melonjak. Oleh karena itu, tidak heran jika para ‘whales‘ (sebutan untuk investor yang berinvestasi di kripto dalam jumlah besar sehingga dampaknya bisa terasa di pasar) memilih untuk menjual aset kriptonya dan keluar terlebih dahulu,” kata Oscar dalam keterangan resminya, Sabtu (14/5/2022).
Dilihat pasar kripto yang sedang menurun cukup signifikan, Oscar menilai bahwa investor cenderung menunggu, sehingga pergerakan dari pasar kripto sendiri cenderung bergerak lambat untuk bullish kembali.
Untuk saat ini, ada beberapa tips trading yang bisa digunakan ketika menghadapi market yang sedang bearish. Oscar mengatakan bahwa dalam trading kripto atau apapun, money management adalah hal yang sangat penting baik itu ketika kondisi market sedang bearish ataupun bullish.
“Jika seorang investor memiliki money management yang baik, bagaimanapun kondisi market tidak akan terlalu berpengaruh terhadap dirinya. Bahkan, jika seseorang memiliki money management buruk, ketika market sedang hijau sekalipun dia tidak akan menuai profit. Maka, seseorang perlu memiliki money management yang baik sehingga bisa paham kapan waktu kembali masuk ke pasar sesuai dengan budget dan rencana investasi yang sudah dibuat,” ucap dia.
Kemudian untuk tips yang kedua, investor juga bisa memanfaatkan kondisi ini dengan membeli kripto karena harganya yang sedang terdiskon. Istilah ini kerap disebut sebagai buy the dip.
“Kondisi buy the dip ini biasa dilakukan oleh beberapa institusi investor seperti Microstrategy Inc ataupun negara El Salvador yang sudah beberapa kali membeli bitcoin untuk cadangan devisa negaranya ketika harganya sedang terdiskon. Setelah investor membeli kripto tersebut, investor bisa menyimpan, dan menjualnya saat harganya naik nanti,” ujar Oscar.
Oscar berpendapat, sering kali saat penurunan market seperti ini, ada saat di mana harga bitcoin dan lain-lain tiba-tiba meningkat drastis dan justru tidak lagi turun.
“Artinya, penurunan seperti ini masih belum terlalu mengkhawatirkan. Para analis masih menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan besar bitcoin dan kripto lain naik secara tiba-tiba dan drastis. Indodax sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Jika dilihat secara historis pun pattern bearish seperti ini tetap akan terjadi dan kemungkinan besar akan diikuti dengan all time high kembali nanti,” katanya.
Dengan menggunakan trik buy the dip, investor bisa meningkatkan portofolio kriptonya. Namun tetap, meskipun investor ingin melakukan teknik buy the dip, Oscar menyarankan agar para investor berhati hati, tetap menggunakan uang dingin, memilih aset kripto yang berfundamental bagus dan memiliki kapitalisasi besar, dan berpatokan terhadap trading plan yang sudah dibuat.
Terakhir, investor dapat melihat aset kripto lain yang tidak terpengaruh dengan turunnya harga Bitcoin. Indodax sendiri memberikan pilihan kepada para member dengan berinvestasi di short token, yang mana sistem short token ini adalah kebalikan dari suatu aset kripto. Jika kriptonya turun, maka kripto short token akan naik dan begitu pula sebaliknya.
Tinggalkan Balasan