Polisi melakukan olah TKP kecelakaan bus di tol Surabaya-Mojokerto. Dok: ista

SURABAYA – Kecelakaan PO Bus Ardiansyah di Jalan Tol Surabaya – Mojokerto(Sum0) yang menewaskan belasan orang, Senin (16/5/2022) lalu mengungkap fakta baru.

Semula dugaan kecelakaan karena sopir mengantuk, sehingga bus menabrak tiang VMS (Variable Message Sign) dan terguling.

akibatnya 14 penumpang meninggal dunia, dan 19 penumpang mengalami luka berat dan ringan akibat kecelakaan tersebut.

Kini ditemukan fakta terbaru, diketahui sopir pengganti yang mengemudikan bus pariwisata tersebut positif menggunakan narkoba. Hal itu berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Latif Usman mengatakan, pihaknya telah melakukan tes urine terhadap sopir pengganti bernama Ade Firmansyah. Hasilnya, urine yang bersangkutan mengandung narkoba jenis sabu.

“Dari hasil tes urine, sopir positif menggunakan narkoba jenis sabu,” kata Latif di Mapolda Jawa Timur kepada wartawan, Selasa (17/5/2022).

Perlu dipahami, pengemudi kendaraan bermotor dituntut selalu konsentrasi karena merupakan konsekuensi dari aktivitas. Kurang konsentrasi akan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di jalan bebas hambatan.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) diduga supir tidak sempat menginjak rem pada detik-detik terakhir sebelum kecelakaan terjadi.

“Tidak ada. Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) tidak ada bekas pengereman, sama sekali. Kami masih akan terus melakukan pendalaman,” ucap dia.

Dia menerangkan, bus saat melaju tidak mengalami oleng dan sopir sempat menyalip kendaraan truk yang ada di depannya melalui jalur cepat, di sekitar KM 711.

“Setelah itu kembali ke jalur lambat dan bus oleng ke kiri. Soal kelaikan kendaraan, kami masih koordinasi dengan dinas perhubungan dengan ATPM, Kir-nya kapan, masih layak atau tidak, nanti kami uji,” ucapnya.

Latif mengungkapkan, jumlah penumpang bus secara keseluruhan sebanyak 34 orang dari kapasitas 37 orang. Jadi memang kendaraan ini tidak overload, dalam artian masih layak.

“Kita lagi lebih mendalami lagi PO (perusahaan otobus) ini, pekerja driver-nya ini, sudah lama bekerja, pengalamannya, juga kita dalami,” pungkas dia.