JAKARTA – Kelompok anti aborsi di Amerika Serikat (AS) merayakan kemenangan terbesar di abad ini. Usai Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat mencabut UU Aborsi yang kontroversial yang bertahan hampir 50 tahun.
Menurut pakar Politik Amerika Serikat (AS) Jerry Massie, Presiden Donald Trump salah satu penentang utama aborsi.
“Lewat jargonnya American First and Make America Great Again (MAGA) yang pro kehidupan, pro amerika, pro senjata api, pro kulit putih serta pro nilai-nilai Amerika. Saya pikir ini ambisi Trump yang tertunda sejak dia menjabat pada 2016 lalu,” kata Jerry.
Memang kata dia, sejak UU Aborsi dilakukan pada tahun 1973 ada sekitar 63 juta janin yang dibunuh di Amerika.
Alasan utama Supreme Court atau SCOTUS membalikan UU Roe vs Wade tersebut lantaran di Mahkamah Agung AS dikuasai kelompok konservatif pro kehidupan.
“Saat George Bush menjabat presiden dia mengangkat Jhon Roberts dan Clarance Thomas, sedangkan di era pemerintahan Donald Trump ada 4 hakim yang di angkat diantaranya Neil Gorsuch, Brett Kavanaugh dan terakhir Hakim Agung perempuan Amy Coney Barrett,” ujar pakar politik dari American Global University ini.
Sementara keputusan yang diambil yang mana, Supreme Court memgembalikan UU ini kepada negara-negara bagian.
“Red state atau negara bagian yang dikendalikan Partai Republik mulai Gubernur, Senat dan DPR akan membuat aturan ketat terkait UU Aborsi atau hukuman akan menanti bagi para pelaku aborsi antara lain, Texas, Florida, Arkansas, Missisippi, Kansas, Missouri, Alabama, Utah, South Carolina, Georgia, Arizona, Oklahoma, Montana, sampai Virginia,” jelas Jerry.
Hal ini tambah Jerry, merupakan keuntungan bagi GOP akan memenangkan pemilihan mid term senat dan DPR pada bulan November 2022 mendatang.
Dia mengingatkan, Amerika sebetulnya negara teokrasi lantaran slogan mereka adalah, One Nation Under God, God Bless America and In God We Trust dan bahasa latin Minus Malum.
“Saya prediksi 30 sampai 40 kursi mereka akan menang di DPR dan 5 sampai 7 kursi di Senat,” pungkas dia.
Tinggalkan Balasan