JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membenarkan keterlibatan suami dari Rina Wulandari korban penembakan, adalah prajurit Batalion Artileri Pertahanan Udara 15 TNI AD di Semarang.
Sebagai informasi, Rina Wulandari ditembak orang tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Semarang, Senin (18/7/2022). Rini ditembak dua kali di bagian perut.
Jenderal Andika Perkasa menyebut, dugaan memang kuat mengarah ke suami korban karena dia melarikan diri di hari pertama terjadinya penembakan.
“Bukti-bukti investigasi sudah mengarah kepada beberapa orang dan kami cenderung mengaitkan kepada suami korban,” kata Jenderal Andika saat menggelar jumpa pers, Jumat (22/7/2022).
Menurut dia, ini adalah masalah- yang sangat tidak manusiawi.
“Apakah kesenangan pribadi yang kemudian memberikan apa dorongan melakukan apa saja menghalalkan segala cara. Ini akan kami usut tuntas,” ucap dia.
Para pelaku yang terlibat kata Jenderal Andika, akan dikenakan pasal maksimal antara lain pasal 340 termasuk pasal 53 juncto ke 340 KUHP.
“Ada dugaan suami terlibat karena pemeriksaan bukan hanya saksi tapi juga elektronik semua mengarah ke sana,” jelas dia.
Saat ini Polisi Militer sedang mencari keberadaan suami Rina Wulandari yang melarikan diri usai peristiwa penembakan.
“Kami sudah memiliki saksi-saksi termasuk saksi yang memiliki hubungan khusus dengan suami korban,” tutur Jenderal Andika.
Polisi Minta Pelaku Menyerahkan Diri
Kepolisian meminta tiga pelaku lain dalam peristiwa penembakan Rina Wulandari (34), istri seorang anggota Batalion Artileri Pertahanan Udara 15 TNI AD di Semarang, pada 18 Juli 2022 lalu, untuk menyerahkan diri.
“Kami minta untuk segera menyerahkan diri, karena identitas, modus, dan motif pelaku sudah kami kantongi,” kata Kepala Polrestabes Semarang, Komisaris Besar Polisi Irwan Anwar, di Semarang, Jumat (22/7/2022) dikutip dari ANTARA.
Menurut dia, satu pelaku yang berperan sebagai eksekutor penembakan telah ditangkap. Bersama dengan pelaku disita pula senjata api yang diduga digunakan untuk menembak.
“Pelaku ditangkap di daerah perbatasan antara Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Di rumah kerabatnya,” katanya.
Meski demikian, Anwar belum bersedia menjelaskan lebih detil perihal keberadaan pelaku di tempat itu serta kronologis penangkapan.
Sebelumnya, polisi telah mengamankan lebih dahulu dua sepeda motor yang digunakan keempat pelaku saat beraksi.
Dua sepeda motor itu, masing-masing Kawasaki Ninja warna hijau disita di sebuah rumah di Mijen, Semarang, sedangkan Honda Beat disita dari satu rumah di Sayung, Kabupaten Demak.
Tinggalkan Balasan