SEMARANG – Sejumlah sekolah di Kota Semarang melarang siswanya bermain lato-lato di lingkungan sekolah. Larangan tersebut dikeluarkan terkait aspek keamanan serta kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Kepala SD Islam Supriyadi Semarang, Nursekah di Semarang, Rabu (11/1/2023), menjelaskan bahwa pihak sekolah sudah melarang siswa membawa mainan lato-lato ke sekolah sebagaimana imbauan Dinas Pendidikan.
Menurut dia, larangan membawa dan memainkan lato-lato di sekolah sudah disampaikan melalui koordinator satuan pendidikan pada Selasa (10/1/2023) sore dan langsung dilaksanakan.
“Sudah ada (larangan). Sekarang anak-anak sudah enggak ada yang membawa (lato-lato),” kata Nursekah yang membawahi sebanyak 724 siswa dari kelas I hingga kelas VI tersebut.
Sebagai informasi, latto-latto adalah mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dengan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah yang dimainkan dengan dibentur-benturkan.
Beberapa kasus tercatat permainan lato-lato membuat sejumlah anak cedera akibat terkena mata dan bibirnya sehingga beberapa daerah sudah melarang siswa membawa mainan itu di sekolah.
Senada, Kepala SD Islam Cahaya Ilmu Semarang Umi Latifah membenarkan adanya imbauan dari Disdik kepada sekolah agar tidak memperbolehkan siswanya membawa dan memainkan lato-lato di sekolah.
Menurut dia, SD Cahaya Ilmu Semarang yang saat ini memiliki 381 siswa dari jenjang kelas I hingga VI memang sudah sejak awal melarang anak-anak membawa mainan apapun ke sekolah, jauh sebelum tren lato-lato.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan