BEKASI – Keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi mengaku kecewa lantaran lambatnya tindakan medis dengan alasan Dokter spesialis yang menangani sedang cuti ibadah Umroh.
Pasien yang diketahui bernama Andika terpaksa harus menahan rasa sakit lantaran tidak ada Dokter pengganti yang menangani. Sebagai gantinya, Andika hanya diberikan pereda nyeri melalui infus.
“Dari anak saya (Andika) masuk di ruang rawat inap hari Jumat tanggal 28 April, belum ada penanganan khusus untuk anak saya. Ternyata pihak rumah sakit bilang Dokternya sedang pergi Umroh, ” kata Aditya Ayah Andika kepada Indonesiaparlemen.com, Selasa (2/5/2023).
Aditya mengaku bingung karena Andika terus-terusan merintih kesakitan tanpa ada tindakan berarti dari RSUD Kabupaten Bekasi.
Andika harus menjalani perawatan di RS karena mengalami patah tulang rahang akibat kecelakaan. Pihak keluarga sempat ditawarkan rujuk lepas oleh pihak RS. Dimana keluarga pasien harus mencari RS rujukan sendiri tanpa didampingi tenaga kesehatan (nakes) dari RS yang merujuk.
“Saya tolak, karena kalau rujuk lepas khawatir tentang administrasi nanti gimana,” ucap Aditya.
Sedangkan jika harus menunggu sampai Dokter Spesialis kembali dari cutinya, Aditya khawatir kondisi Andika akan semakin parah.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Kabupaten Bekasi, Dr. Arief Kurnia mengatakan akan segera mengecek kondisi pasien Andika.
“Nanti akan dicek dulu. Bisa hubungi dr. Markenly,” jawab dia seraya memberikan kontak telepon salah satu Dokter RSUD Kabupaten Bekasi.
Jurnalis: Dirham
Tinggalkan Balasan