JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama, mengapresiasi langkah pemerintah pusat mengambil alih penanganan jalan rusak di Lampung.
Namun, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan Presiden Jokowi tidak perlu berlebihan berkonvoi di jalanan rusak dan seolah menjadi pahlawan yang membereskan kekacauan di daerah.
“Kami meminta pemerintah pusat tidak perlu lagi melakukan aksi teatrikal atas tugas yang memang harus mereka dilakukan. Sebaiknya pemerintah pusat segera menentukan jalan-jalan rusak di daerah mana saja yang akan diambil alih untuk diperbaiki,” kata Suryadi lewat keterangan tertulis, Selasa, (9/5/2023).
Dengan begitu, menurut dia, masyarakat dapat memantau apakah jalan rusak di wilayahnya akan diambil alih pemerintah pusat untuk diperbaiki. Sementara jika belum, harus dicarikan solusinya bersama pemerintah daerah.
“Jadi, masyarakat tidak perlu harus membuat konten-konten viral lebih dulu agar aspirasinya diperhatikan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ujar Suryadi.
Pengambilalihan wewenang pembangunan jalan, Suryadi mengatakan hal tersebut memang menjadi tugas pemerintah pusat. Dia berujar, dalam Pasal 15 ayat 4 UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Jalan menyebutkan bahwa dalam hal pemerintah daerah belum dapat melaksanakan wewenang pembangunan jalan, pemerintah pusat dapat melakukan pengambilalihan pelaksanaan urusan pembangunan jalan provinsi.
Selain itu, lanjut Suryadi, telah terbit Inpres Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah pada bulan Maret 2023 lalu sehingga perbaikan jalan daerah yang rusak dapat dialihkan secara anggaran kepada Pemerintah Pusat.
“Anggaran untuk perbaikan jalan-jalan itu adalah sebesar Rp 32 triliun. Karena itu, langkah Presiden Jokowi bersama jajaran menterinya ketika melakukan kunjungan kerja di Lampung pada Jumat, 5 Mei lalu, ” ujar Suryadi.
Dia mengatakan, tidak sepertinya kunjungan kerja itu dijadikan sebagai pertunjukan spektakuler bagi rakyat.
Lebih kanjut dia menilai kesan Presiden nge-prank Pemerintah Provinsi Lampung dengan tidak melintasi rute yang disiapkan, menggunakan mobil Mercy yang jelas tidak cocok digunakan di jalan rusak, atau sindiran-sindiran untuk pemerintah daerah memang menjadi santapan tak habis-habisnya bagi media,.
“Namun hal tersebut tidak mendidik bagi rakyat tentang tata kelola pemerintahan yang baik dan benar,” pungkas dia.
Jurnalis: Agung Nugroho
1 Komentar
Saya tanya ke DPR, selama ini apa saja yang anda kontrol? Katanya dpr sbg pengawas, apa yang anda awasi? Kalau lebih tepatnya anda itu hanya NYINYIR alias NATO, setelah santer beritanya baru dpr koar koar. Apakah itu yang nama pengawasan?????