JAKARTA – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila pada Kamis (1/6/2023), di Lapangan Kementerian ATR/BPN. Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen), Suyus Windayana ditunjuk menjadi pembina upacara.
Suyus Windayana menyampaikan amanat tertulis dari Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo. Dalam amanatnya, Presiden RI menyatakan Indonesia berhasil bertahan di tengah ketidakstabilan dunia. Mulai dari aspek geopolitik hingga krisis kesehatan, pangan, energi, dan keuangan.
“Kondisi ekonomi, sosial, dan politik kita stabil, terjaga dan bahkan semakin kokoh. Inflasi terkendali, investasi tumbuh, dan peluang kerja bertambah,” ujar Plt. Sekjen Kementerian ATR/BPN.
Suyus Windayana mengungkapkan, saat ini pemerintah dan seluruh komponen bangsa terus berjuang untuk menghadirkan pembangunan bersifat Indonesiasentris yang adil dan merata. Kemudian, bekerja keras membangun daerah pinggiran, wilayah perbatasan, dan pedesaan.
“Ini adalah perjuangan generasi ke generasi yang membutuhkan kesinambungan dan keberlanjutan. Personel dalam pemerintahan bisa berganti, namun perjuangan ini tak boleh terhenti,” terangnya.
Lebih lanjut, Suyus Windayana mengatakan bahwa keadilan dan pemerataan harus dipadukan dengan kesejahteraan masyarakat. Ia menyebut, pemerintah terus mengupayakan kesejahteraan masyarakat melalui reformasi struktural.
“Mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan hilirisasi industri. Kita ingin mengolah sumber daya alam di dalam negeri terlebih dahulu untuk membuka lapangan kerja dan memberikan nilai tambah,” sebutnya.
Suyus Windayana juga mengatakan, di tengah geopolitik dunia yang panas, Indonesia terus berusaha berkontribusi untuk perdamaian dunia. Indonesia senantiasa menjadi titik temu dan jembatan perbedaan, memiliki prinsip, dan tidak berpihak kepada kekuatan tertentu.
“Ideologi Pancasila mengajarkan sikap toleran, keberanian, serta menghargai perbedaan, telah membuat kepemimpinan Indonesia diterima oleh dunia,” imbuhnya.
Sebagai contoh adalah Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN. Menurut Suyus Windayana, Indonesia telah sukses menggelar Presidensi G20. Ia menyebut, negara yang tengah berseteru, bahkan yang sedang berperang, bisa duduk bersama untuk mencari solusi damai.
“Adanya keketuaan ASEAN juga untuk memperkuat ASEAN yang lebih kokoh, bersatu dan terus menjadi jangkar perdamaian serta kemakmuran kawasan. Inilah bukti bahwa pancasila tak hanya relevan bagi Indonesia tapi juga relevan untuk dunia,” ungkapnya.
Suyus Windayana juga mengimbau kepada peserta upacara agar senantiasa menerapkan nilai-nilai ideologi pancasila seperti toleransi, persatuan, dan gotong royong sebagai kunci membangun bangsa yang kokoh dan dunia yang damai sejahtera.
“Saya juga mengajak untuk menolak ekstrimisme, menolak politisasi identitas dan agama, dan segala bentuk provokasi. Mari kita bersama mewujudkan visi Indonesia 2045 agar Indonesia maju, naik dari negara berkembang ke negara maju, negara yang adil, sejahtera dan merata, dan berwibawa dalam persatuan dunia,” pungkasnya.
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan