PALANGKARAYA – Desa Bahu Palawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dapat memproduksi madu kelulut hingga mencapai 40 sampai 60 liter setiap bulannya.

Akan tetapi, banyaknya produk madu kelulut di Desa Bahu Palawa, tidak dibarengi dengan permintaan pasar yang tinggi.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat DRTPM BIMA Universitas Palangka Raya yang digawangi dosen dari program studi kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta dosen dari program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengadakan kegiatan diversifikasi produk madu kelulut bersama KUPS Desa Bahu Palawa.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2024.

Kepala Desa Bahu Palawa, Fordecun menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Bahu Palawa ini. Dia berharap kegiatan ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Desa Bahu Palawa ke depannya.

Tahap pertama kegiatan ini berupa sosialisasi oleh Ibu Septaria Yolan Kalalinggi, yang menjelaskan tentang cara pembuatan sabun, permen, sirup, dan masker menggunakan madu kelulut sebagai bahan bakunya.

“Terdapat 23 senyawa fitokimia aktif pada madu kelulut, meliputi turunan senyawa keton, alkohol, dan ester yang mempunyai karakterisitik sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, dan antidiabetes,” kata Septaria Yolan Kalalinggi sebagai ketua tim pengabdian.

Septaria juga menjelaskan adanya kandungan senyawa aktif pada madu kelulut memungkinkan madu kelulut dimanfaatkan sebagai produk skincare, food and baverage, dan healthcare.

“Kegiatan ini merupakan perwujudan transfer ilmu dan teknologi oleh dosen Universitas Palangka Raya. Kedepannya, kami akan berupaya untuk mengawal madu kelulut agar menjadi salah satu komoditas utama Kalimantan Tengah, khususnya di Desa Bahu Palawa,” terang dia.

Jurnalis: AF