JAKARTA – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berkisar 830 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, dan sebagian besar tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Pun dengan penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global, yang diperkirakan merenggut 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Lebih dari tiga perempat kematian ini terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
Untuk di Indonesia sendiri, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, “Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tertinggi ke-5 di dunia.”
“Sebanyak 19,5 juta penderita, berdasarkan data Federasi Diabetes Internasional (IDF) 2021,” ditambahkan olehnya.
Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045 bila tidak segera ditangani mengingat prevalensinya yang tinggi. Pada tahun 2023, menurut catatan Kemenkes, prevalensinya sebesar 11,7 persen, dan terus meningkat.
Tak hanya masalah diabetes, penyakit jantung pun termasuk menjadi momok yang menakutkan di dunia. Kematian di Indonesia akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Bahkan, berdasarkan data BPJS pada november 2022 yang dikutip dari laman resmi Kemenkes, menunjukkan biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menghabiskan hampir separuh dari total biaya, sebesar Rp10,9 Triliun dengan jumlah 13.972.050 kasus.
Tinggalkan Balasan