JAKARTA – Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho, menyoroti urgensi pemerintah dalam menentukan prioritas anggaran kesehatan nasional.

Dia menilai, penanganan penyakit kritis seperti TBC, TB RO, stunting, serta kematian ibu dan anak, lebih mendesak untuk difokuskan daripada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini menyedot anggaran sangat besar.

Menurut Agung, pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp171 triliun untuk program MBG yang menargetkan 82,9 juta penerima manfaat pada 2025.

Sementara itu, masalah stunting nasional masih tinggi, yakni 30,8% pada 2018, dan kasus TBC serta TB RO masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat.

“Program MBG memang bertujuan baik, tapi efektivitasnya dalam menurunkan stunting belum optimal karena pencegahan stunting yang paling efektif justru pada 1000 hari pertama kehidupan, bukan hanya di usia sekolah,” ujar Agung.

Anggaran MBG jauh lebih besar dibandingkan program pemeriksaan kesehatan gratis yang hanya sekitar Rp3,4 triliun untuk 52 juta orang.

Sementara itu, anggaran penanganan TBC, stunting, dan kematian ibu-anak tersebar dalam anggaran kesehatan nasional sebesar Rp218 triliun, namun belum cukup untuk mengatasi permasalahan mendasar tersebut.

“Fokus pada penanganan TBC, stunting, dan kematian ibu-anak akan memberikan dampak langsung dan signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat, sekaligus menurunkan angka kematian dan memperbaiki masa depan generasi bangsa,” tegas Agung.

Rekan Indonesia mengajak pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengkaji ulang prioritas anggaran kesehatan agar lebih tepat sasaran dan berdampak nyata bagi rakyat.