Ketua Dewan Pakar Barisan Masyarakat Adat Nusantara (Barmas) Prof Robby Walalangi

JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Ketua Dewan Pakar Barisan Masyarakat Adat Nusantara (Barmas) Prof Robby Walalangi menilai saat ini situasi nasional tak kondusif.
Dia menyebutkan, mulai ketahanan pangan, stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi.

“Ini bagian grand design and master plan di era Soeharto yang dikenal dengan “Trilogi” pembangunan,” Katanya kepada Indonesia Parlemen, Senin (17/5/2021).

Dia berpendapat, saat ini ekonomi Indonesia tak bergeming tetap stagnan. Kondisi bangsa yang carut marut, yang mana pertumbuhan ekonomi tak sesuai harapan menurut caratan BPS pada Mei hanya 0,74 persen jauh dari target 4,5 – 5 persen.

Faktor mendasar menurut Ketua Yayasan STIE ‘Pioneer’ Manado ini, kemiskinan adalah penyebabnya bahkan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) sudah merupakan virus nasional.

Lebih parah lagi kata dia, virus corona yang tidak mampu ditanggulangi.

Robby pun mempertanyakan kinerja menteri terkait untuk memperbaiki kondisi bangsa.

“Yang menjadi evaluasi rakyat sebagai Pemilik/Penguasa Negeri tercinta ini. Saya bersama Ketum Barmas TW Decky Maengkom dan beberapa pimpinan teras akan bertemu Menhan Prabowo untuk mendiskusikan terkait adanya ancaman ketahanan nasional yaitu “Kemiskinan sebagai Ampera’ yang tidak bisa teratasi oleh Menko Perekomomian,” jelasnya.

Sejauh ini dia menilai, sudah ada kesenjangan Politik antar sesama wadah rakyat yaitu MPR DPR/DPD.

“Disatu pihak dan Omas/Parpol dipihak lain, khusus dalam hal hak budgeting pada APBN/APBD,” Katanya.

Sementara Robby menuturkan, organisasi masyarakat (Ormas) sebagai wadah rakyat sesuai sistem ketatanegaraan RI berdasar sila ke-4 Pancasila memiliki kedudukan yang sama dengan MPR/DPR/DPD.

“Dan juga sama persis dengan DPR  punya hak budgeting yang sama pada APBN/APBD akan kami pertanyakan pada pihak terkait,” ucap Robby.

Editor: Angie