JAKARTA – Program “smart city’ atau Kota Pintar yang dicanangkan Pemerintah pusat beberapa waktu lalu dinilai beberapa pihal sudah sangat tepat bagi kota-kota di Indonesia. Mereka beralasan ini akan lebih membuat urban city (tata kota) sampai ke economic growth peningkatan dan pertumbuhan ekonomi akan bergairah di daerah yang menerapkan aturan ini.

Untuk membedah seperti apa konsep dan strategi masing-masing kota dan kabupaten, Political and Public Policy Studies (P3S) akan mendiskusikannya secara virtual by zoom pada Sabtu (24/7/2021).

Menurut Jerry Massie selaku Direktur P3S, webinar ini sangat baik untuk dibahas menggingat kota dan kabupaten Indonesia akan go public. Indikator Smart City atau kota pintar kata Jerry, meliputi, smart economy, smart environment, smart people, smart mobility, smart governence dan smart living.

Lebih lanjut Jerry beranggapan, banyak kota di Indonesia memiliki potensi yang baik dikembangkan contoh di sektor lingkungan hidup sampai pariwisata.

“Indonesia punya bangunan peninggalan dari kerajaan seperti, Kukar, Sriwijaya, Singgosari, Majapahit sampai Demak. Warisan Itu sebetulnya perlu dirawat dan dilestarikan. Ini bisa menjadi ikon Indonesia,” kata Jerry.

“Contohnya, di Amerika kata dia ada yang namanya China Town di Manhattan, New York adapula China Town di Chicago sampai San Fransisco California. Ini menjadi tourist resort andalan mereka juga,” imbuh Jerry.

Ada sejumlah indikator terkait di dalammya yang akan diungkap dalam webinar ini.

Dalam webinar ini, turut menghadirkan narasumber diantaranya Menteri/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebagai keynote speech, Jerry Massie (Direktur P3S), Wali Kota Bitung Maurits Mantiri, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano, Bupati Tapanuli Utara Nickson Nababan, Bupati Tangerang Zaki Iskandar, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, Bupati Trengalek Mochamad Nur Arifin, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Anaz dan Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin serta dipandu Koordinator JaDi Sulut Jhony Suak.