Merah putih Academy di Kelapa Gading, Jakarta Utara/Dok: IP

TANGERANG  – Ahmad Orangtua salah satu siswa dari lembaga pendidikan dan pelatihan calon pendaftar anggota Polri Merah Putih Academy (MPA) Jakarta mengaku ditipu. Ahmad diminta biaya RP 100.000.000 sebagai intensif diluar dari biaya pokok pelatihan.

“Tahap awal pelatihan saya membayar puluhan juta untuk  pelatihan selama 6 bulan. Ditengah ujian seleksi akademik pendaftaran calon anggota Polri, mereka menawarkan program intensif untuk memberikan siswa suplemen vitamin dan materi,” kata Ahmad kepada Indonesa Parlemen, Selasa (14/9/2021).

Ahmad menyayangkan apa yang dijanjikan dari MPA tak dipenuhi terhadap siswa. Tak ada suplemen vitamin yang diberikan ke siswa, juga tak ada materi pelajaran tambahan yang diberikan.

“Dengan berani pihak MPA mengatakan siswa yang mengikuti program MPA akan dibantu tangan-tangan tak terlihat pada saat proses seleksi masuk calon anggota Polri,” ungkap Ahmad.

Bukti kwitansi pembayaran intensif ke MPA/Dok: IP

Saat Ahmad menagih janji kepada pihak MPA, namun sayang dia malah ditantang untuk memviralkan oleh pihak MPA. Meski tak ada perjanjian tertulis terkait pembayaran uang intensif tersebut, namun Ahmad memiliki bukti kwitansi yang dikeluarkan MPA.

“Saya meminta uang yang Rp 100 juta dikembalikan, karena anak saya tak mendapatkan apa yang dijanjikan berupa suplemen vitamin dan materi tambahan. Tapi MPA bersikeras tak mau mengembalikan. Sedangkan siswa yang orangtuanya berlatar belakang TNI dan Polisi dikembalikan uangnya,” ucap Ahmad.

Ahmad lantas mempertanyakan mengapa tak semua uang siswa dikembalikan, namun pihak MPA menjelaskan kepada Ahmad hanya yang memiliki hubungan khusus yang dikembalikan uangnya.

Dihubungi melalui aplikasi whatsapp, Handi Hartono selaku divisi humas MPA menyanggah jika MPA tidak pernah memberikan jaminan kepada orangtua siswa.

“Selalu disampaikan secara terbuka kepada orangtua siswa, baik lisan maupun tulisan,” katanya kepada Indonesia Parlemen.

Kombes Pol Martono Sindhu selaku pembina dari MPA mengaku tidak tahu jika MPA meminta uang intensif ke siswanya. Hal ini diungkapkan Sindhu kepada Nani isteri dari Ahmad saat dihubungi melalui telepon selulernya.

“Pak Sindhu bilang mau menjembatani kami ke pihak MPA supaya uang kami dikembalikan,” kata Nani.

Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta/Dok: IP

Saat Indonesia Parlemen mencoba menemui Martono Sindhu di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta namun yang bersangkutan tak ada ditempat. Sampai berita ini diturunkan yang bersangkutan belum dapat ditemui.

Editor: Angie