JAKARTA – Aliansi Nusantara dan kantor berita Indonesiaparlemen.com akan menggelar diskusi publik Obrolan Merah Putih (OMP) bertajuk “Generasi Muda Sasaran Paham Radikalisme”, Jumat, 26 November 2021 mendatang. Diskusi ini merespons munculnya berbagai Gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia yang menyasar kaum milenial.
Hadir sebagai narasumber, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Pol Boy Rafli Amar. Diskusi ini dimoderatori oleh Ketua Umum DPP Aliansi Nusantara, Budiman Soelaim.
Budiman berpandangan, peristiwa penangkapan teroris yang belakangan terjadi kembali membuktikan bahwa penyebaran paham radikalisme sebagai cikal bakal aksi terorisme masih terus ada.
Dia menyebutkan, pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, Presiden Joko Widodo di Universitas Sebelas Maret Surakarta September lalu menyatakan ada yang berupaya mendidik mahasiswa menjadi ekstrimis garis keras.
“Hal-hal ini membuat kita mengambil langkah pencegahan dengan membangun kesadaran masyarakat melalui diskusi publik OMP bahwa paham radikalisme itu salah,” kata Budiman, Selasa (23/11/2021).
Budiman berharap, melalui diskusi ini, muncul kesadaran bersama ditengah masyarakat bahwa paham radikalisme semakin gencar menyusup kedalam kehidupan anak-anak. Sehingga tingkat kewaspadaan semakin dapat tercipta dengan baik.
Ketua panitia Ranto MH Manik berpendapat saat ini nasionalisme akan kebangsaan dari anak muda Indonesia sudah luntur akibat pergeseran fenomena global
“Rasa yg di bangun dulu berbeda dengan sekarang. Kita sekarang melawan kemajuan teknologi atau kebebasan ber ekspresi yang tidak dibarengi penguatan ideologi Pancasila,’” ucap Ranto.
Ranto menambahkan, untuk itu harus ada upaya-upaya dalam mencegah radikalisasi secara mandiri serta harus dilakukan dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran.
“Melalui diskusi ini kita ingin mengikis dan menyebarkan informasi bahwa paham radikalisme sudah sangat meresahkan. Dan merekomendasikan agar pemerintah melakukan intervensi terhadap pendidikan, mulai dari kurikulum sekolah sampai Perguruan Tinggi agar tidak disusupi paham ideologi tertentu,” pungkas Ranto.
Editor: Angie
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan