Presiden Joko Widodo didampingi Seskab Pramono Anung dan Menteri BUMN Erick Thohir berbincang dengan sejumlah direktur utama BUMN, di Ballroom Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10/2021). Dok: Hum

JAKARTA – Masyarakat mengapresiasi upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun infrastruktur di Indonesia. Tak hanya itu, pengabdian Jokowi dalam penanggulangan Covid-19 dapat menyenangkan hati rakyat.

“Dari total 1.200 responden yang diwawancara pada periode 16-24 November 2021, sekitar 39 persen di antaranya menilai keberhasilan pemerintah saat ini ditunjukkan lewat pembangunan infrastruktur,” kata Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (19/12/2021).

Dia mengatakan, sekitar 19 persen responden menilai keberhasilan kerja pemerintah terlihat dari menurunnya kasus Covid-19. Sebanyak 9 persen responden lainnya menyebut pemerintah sukses meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Responden menilai pemerintah berhasil dalam program vaksinasi covid-19; pemberdayaan ekonomi, terutama sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); dan pendidikan. Masing-masing 1,2 persen responden menilai pemerintah berhasil memberantas korupsi dan mengatasi masalah ketenagakerjaan.

“Sebanyak 1 persen dari 1.200 responden atau sekitar 12 orang menilai pemerintah telah melaksanakan program kesehatan gratis. Sementara itu, 0,8 persen responden lainnya atau sekitar 10 orang menyebut pemerintah berhasil memberantas terorisme,” jelas dia.

Lembaga survei KedaiKOPI juga menghimpun pendapat publik terkait masalah yang dihadapi masyarakat. Hasilnya, 37 persen responden atau 444 orang berpendapat pandemi covid-19 masih menjadi masalah utama.

Sebanyak 17,4% responden menilai tingginya pengangguran dan kurangnya lapangan kerja menjadi problem masyarakat. Masalah lain yang menjadi perhatian publik, antara lain tingginya harga kebutuhan pokok (9 persen), korupsi (6,1 persen), tingginya utang luar negeri (4,6 persen), rendahnya daya beli masyarakat (4,5 persen), terpuruknya ekonomi (3,9 persen), kemiskinan dan kesenjangan (3,7 pesen), tidak meratanya distribusi bantuan (1,5 persen), dan layanan pendidikan kurang merata (1,6 persen).

Terlepas dari berbagai masalah itu, Adi mengatakan mayoritas responden tetap nyaman dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sekitar 68,8 persen dari 1.200 responden mengaku nyaman, sedangkan 31,2 persen mengaku sebaliknya.

“Ada berbagai alasan responden mengaku nyaman dengan kepemimpinan Jokowi, antara lain mereka merasa negara aman, nyaman, dan kebebasan terjamin. Setidaknya ada 28,8 persen dari 826 responden yang menyampaikan alasan itu,” ujar dia.

Alasan lainnya, para responden mengapresiasi penyaluran bantuan kepada rakyat dan pembangunan lebih merata. Sosok Jokowi juga dianggap sebagai pemimpin prorakyat serta penanganan covid-19 dan perekonomian mulai membaik.

Sebanyak 374 responden berpendapat sebaliknya karena menilai rakyat tidak sejahtera, nasib tenaga kerja memburuk, dan pembangunan ekonomi tidak merata. Mereka menilai ada diskriminasi dan ancaman keamanan, layanan kesehatan tidak merata, korupsi, dan tingginya utang negara selama pemerintahan Jokowi.

Survei digelar pada 16-24 November 2021 dengan melibatkan 1.200 responden berusia 17-65 tahun. Metode survei menggunakan face to face interview (home visit) dengan error sampling ±2,83 persen.

Tingkat kepercayaan terhadap responden mencapai 95 persen. Komposisi responden laki-laki 50,6 persen dan perempuan 49,4 persen. Mayoritas responden tamatan SMA 54,6 persen, SLTP 22,6 persen, SD 13,2 persen, dan S-1 4,5 persen.