JAKARTA- Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan merespon pernyataan Presiden Jokowi yang mengklaim harga beras di Indonesia yang paling murah dibandingkan negara lain.
Menurutnya sebagai kepala pemerintahan mesti memahami bahwa ada persoalan serius yang menyebabkan mengapa harga beras Indonesia justru lebih mahal dibandingkan negara lain terutama negara-negara di ASEAN.
Dia mengatakan jika presiden membandingkan harga beras kita dengan Jepang, korea dan Amerika tentu tidak sepadan karena negara tersebut memang sangat tinggi harga beras.
“Namun akan lebih bijak membandingkan harga beras kita dengan negara Asia lainnya terutama negara di ASEAN. Dimana ternyata harga beras kita jauh lebih mahal walaupun produksi kita tinggi dari negara produsen beras lain,” kata Johan.dalam keterangan pers kepada Indonesiaparlemen.com di Jakarta, Sabtu (20/8/2022)
Selanjutnya Johan menjelaskan bahwa produktivitas beras di Indonesia lebih rendah dibanding negara Vietnam dan dari sisi harga, negara kita lebih tinggi dari negara lain.
“Menurut saya persoalan utama perberasan di negara kita adalah tingginya biaya produksi beras, terutama komponen biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja sehingga struktur biaya produksi beras di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia” ucap Johan.
Politisi PKS ini berharap Presiden Jokowi bisa membandingkan harga beras kita dengan Thailand atau Vietnam dimana harga beras di negara tersebut masih rata-rata Rp 5.000 an (per kilogram),
“Walaupun kita surplus beras tapi harga beras masih mahal, sebagai contoh kita ambil data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional yang mencatat rata-rata harga beras per kilogram telah menyentuh angka Rp 13,77 ribu per kilogram pada Bulan Juli 2022 lalu, bahkan harga jual di pasar modern Lampung menjadi yang termahal mencapai Rp 25.000 per kilogram” papar Johan.
Lebih lanjut Johan merinci bahwa harga beras di Indonesia lebih mahal dari negara-negara seperti Singapura, Brasil, Ukraina, Thailand, Paraguay, India, Iran, Bangladesh dan lainnya.
“Sejak awal kita selalu mengingatkan pemerintah agar selalu mewaspadai inflasi pangan terutama harga beras sebagai makanan pokok rakyat terutama negara-negara di ASEAN,” jelas Johan.
Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa ini mendorong agar pemerintah membuat kebijakan yang menekan biaya produksi beras dengan cara memperbaiki mekanisme produksi dan sistem distribusi yang lebih efisien.
“Saat ini sebaiknya pemerintah menggerakkan beras sebagai penggerak ekonomi di pedesaan dengan cara memberikan lahan gratis kepada petani gurem dan meningkatkan investasi Pertanian yang berkelanjutan agar petani lebih sejahtera, ” tutup Johan.
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan