JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat (NTB) rampung pada akhir tahun 2023.
“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang berkesinambungan dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/8/2022)
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun sejumlah bendungan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan khususnya di NTB sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Salah satu bendungan yang dibangun yaitu Bendungan Tiu Suntuk yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
Bendungan Tiu Suntuk merupakan salah satu dari enam bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB. Di samping Bendungan Tiu Suntuk, lima bendungan lainnya yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, Bendungan Meninting, Bendungan Bintang Bano, dan Bendungan Beringin Sila.
Dengan kapasitas tampungan 55,90 juta meter kubik, Bendungan Tiu Suntuk nantinya akan mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik dan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 hektar yang mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.
Kedua kecamatan tersebut dinilai memiliki lahan/areal pertanian yang cukup luas, namun sebagian besar lahannya sudah mengalami penurunan kinerja karena kekurangan suplai air.
Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, reduksi banjir sebesar 390 meter kubik/detik khususnya di Kecamatan Taliwang yang merupakan daerah rawan banjir, serta potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
Pembangunan Bendungan Tiu Suntuk dilakukan sejak Februari 2020 dan ditargetkan rampung pada Desember 2023. Pembangunan dilakukan dalam dua paket dimana Paket I dilaksanakan oleh PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), sedangkan Paket II oleh PT PP-Marfri (KSO).
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan