JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memprediksi harga minyak tinggi berlanjut di tahun depan. Dia menilai, harga minyak sebenarnya sudah di bawah US$100 per barel pada tahun depan.
Meski begitu, harganya masih jauh dari normal yang sekitar US$60 per barel di 2023 nanti. Menurutnya pergerakan harga ini sejalan dengan langkah OPEC yang menyatakan tak akan menaikkan produksi minyak di 2023, meski harga saat ini rata-ratanya bergerak di US$104,8 per dolar AS.
“Minggu ini, OPEC statemennya mereka tidak akan meningkatkan produksi yang signifikan terkait dengan perkembangan harga (minyak) sangat tinggi. Ini menyebabkan suplai jadi terbatas,” jelasnya di Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).
Dia menambahkan, ada juga faktor lain seperti embargo minyak Rusia akibat perang dengan Ukraina yang ikut membayangi harga minyak di tahun depan. Hal itu akan membuat stok minyak makin terbatas sehingga harganya naik.
“Bahkan karena terjadinya embargo menyebabkan harga semakin melonjak jauh di atas situasi normal,” imbuhnya.
Untuk itu, Kementerian Keuangan menyusun APBN 2023 dengan asumsi harga minyak di kisaran US$80-US$100 per barel dengan titik tengah pada level US$90. Namun, angka ini masih bisa berubah melihat kondisi yang berlangsung.
Sementara, pada APBN 2022 pemerintah pada awalnya menetapkan asumsi harga minyak hanya US$63-US$64 per barel. Kemudian, lonjakan harga minyak global membuat pemerintah merevisi asumsi minyak di tahun ini jadi US$100 per barel, sehingga anggaran subsidi tembus Rp500 triliun.
“Kita menyampaikan ini dengan kualifikasi bahwa komoditas minyak termasuk komoditas yang saat ini jadi isu geopolitik, competition, sehingga pergerakan sangat tidak predictable. Sulit untuk membuat prediksi akurat karena komoditas ini sangat volatile,” ucap dia.
Sebelumnya, dalam RAPBN 2023, pemerintah menyusun asumsi makro sebagai berikut:
– Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen
– Inflasi 3,3 persen
– Nilai tukar Rp14.750 per dolar AS
– Tingkat bunga SBN 10 tahun 7,9 persen
– Harga minyak US$90 per barel
– Lifting minyak 660 ribu barel per hari
– Lifting gas 1.050 ribu barel setara minyak per hari.
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan