Pelopor Direktur Perencanaan Tata Ruang Nasional Kementerian ATR/BPN. Dok: ATR/BPN

KALIMANTAN TIMUR – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) bersama Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menggelar Konsultasi Publik Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) IKN di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selaaa (13/9/2022).

Direktur Perencanaan Tata Ruang Nasional Kementerian ATR/BPN Pelopor mengatakan tahun ini akan dimulai pengerjaan untuk kawasan Ibu Kota Negata (IKN) Nusantara.

“Salah satu wilayah perencanaan yang termasuk Simpang Semboja, Kuala Samboja, Muara Jawa. Materi teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) segera akan kita selesaikan. Waktu memang singkat, tapi jika kita bersama-sama berkontribusi optomal beri masukan kpd kami rasanya proses itu bisa kami percepat,” kata dia di Kalimantan Timur.

Diskusi dan perencanaan sudah dilakukan dengan pimpinan dan Badan Kepala Otorita sesuai dengan ketentuan RDTR dan wilayah padat pertumbuhan.

“Kami ingin apa yang kita lakukan di DKI Jakarta untuk setiap jengkal ruang itu dibuatkan RDTR. Dimana nantinya akan kita lakukan juga di IKN. Termasuk wilayah yang saat ini belum masuk deliniasi 9 wilayah perencanaan yang ada,” jelas dia.

Kenapa hal tersebut harus dilakukan RDTR, lanjut kata Pelopor, karena sebelumnya itu dianggap bukan kawasan pesat pertumbuhan. Hal ini bertujuan agar investasi mengarah ke kawasan IKN.

Dia berujar, paling lambat akhir tahun 2022 jika semua proses sudah disetujui maka pembangunan akan segera di mulai.

“Artinya apapun aktivitas sudah ada wadahnya tinggal bagaimana fleksibilitas dan dinamika yang akan berkembang. RDTR akan beri kepastian tapi tidak boleh mengunci sehagi aktivitas yang akan kita lakukan sepanjang landmark dengan kaidah dan pertimbangan yang ada,” jelas dia.

Dia menambahkan, meski RDTR sudah dibuat namun tak menutup kemungkinan pembangunan akan lebih fleksibel, asalkan tetap mengacu pada rencana awal yang telah disepakati. Dalam konsultasi publik ini, dia berharap mendapat masukan agar RDTR yang telah disusun bisa lebih sempurna.
“Isu tentang lingkungan hidup, isu tentang kebencanaan isu terhadap sosial budaya, ekositem masyarakat mari kita pikirkan bersama siapa tahu masih ada yg lepas tidak tercantum dan belum teranalisis dengan baik,” pungkasnya.
Jurnalis: Agung Nugroho