BADUNG – Transformasi digital terus dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sebagai bentuk peningkatan layanan bagi masyarakat Indonesia.
Berbagai layanan digital diluncurkan untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi serta mendapatkan layanan pertanahan secara cepat tanpa perlu bertatap muka.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Raja Juli Antoni saat menjadi narasumber dalam Talkshow “Digitalisasi Pelayanan Publik Pemerintah & Kolaborasi dengan Platform Digital”.
Talkshow ini diselenggarakan oleh layanan keuangan digital LinkAja! dalam rangkaian kegiatan G20 di Bali Collection, Nusa Dua, Badung, pada Senin (14/11/2022).
“Kami sudah berusaha di Kementerian ATR/BPN untuk mempercepat proses transformasi. Karena yang pertama, sertipikat dan buku tanah merupakan administrasi negara, di mana catatan proses administrasi itu harus jelas. Yang kedua, memang tidak ada satu unit bisnis/institusi pun di dunia ini yang akan survive tanpa kemudian bertransformasi dalam memberikan layanan,” ujar Raja Juli Antoni.
Dia menjelaskan, saat ini Kementerian ATR/BPN telah mengimplementasikan empat layanan pertanahan digital, di antaranya Hak Tanggungan Elektronik (HT-El), pengecekan sertipikat, Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT), dan informasi Zona Nilai Tanah. Selain itu, ada aplikasi Sentuh Tanahku yang berisi informasi seputar pertanahan di Indonesia.
“Layanan digital harus efektif dan efisien, tanpa tatap muka untuk meminimalisir penyelewengan pungutan liar. Alhamdulillah Sentuh Tanahku sudah lebih dari 1 juta subscriber. Satu platform yang kita bisa mengakses informasi apapun terkait pertanahan. Bisa di Android dan iOS,” tutur Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN.
Dalam melakukan transformasi digital, Kementerian ATR/BPN juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan bidang financial technology (Fintech). “Kalau semua buku tanah bisa bertransformasi, sekarang ada ide blockchain juga agar historical report-nya lebih terdata dan tidak bisa terintervensi, itu akan lebih baik,” terang Raja Juli Antoni.
“Kita ini dalam sebuah track menjadi fully digital society. Kenaikan pengguna internet dari tahun ke tahun naik, perbaikan infrastrukturnya juga baik. Kita harus bertransformasi menjadi institusi yang melek digital, menggunakan digital secara maksimal. Dan tentu kerja sama, kolaborasi itu menjadi penting. Fintech ini bagian dari efisiensi. Tentu kita sangat terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun dalam mempercepat layanan tadi,” papar Raja Juli Antoni.
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan