Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau persiapan lokasi pengembangan kelapa genjah di Desa Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dok: kementan

JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meyakini produksi beras di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Persoalan harga beras yang belakangan ini cenderung naik, Mentan meminta masyarakat memaklumi. Apalagi dengan kenaikan harga ini, petani seharusnya juga diuntungkan.

“Kalau harga beras naik, tentu saja sekali-kali lah kasih rakyat (petani) uang, iya kan,” kata Mentan Syahrul dalam diskusi Outlook Sektor Pertanian 2023 yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Jumat (16/12/2022).

Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Mentan mengatakan harga beras Indonesia sebetulnya tergolong murah. Indonesia hanya lebih mahal dari Vietnam.

“Jadi harga paling rendah itu cuma Vietnam di bawah Indonesia. Yang lain di atas, Singapura Rp 26.000. Timor Leste Rp 22.000. Thailand Rp 17.000. Laos dan Malaysia Rp 13.000, dan seterusnya. Jadi kalau saya ditanya kenapa harga-harga naik, ya wajar juga sedikit. Di situlah peran negara untuk menstabilkan yang ada antara kebutuhan konsumsi, ayo kita bicarakan. Jangan harganya naik di pedagang, tetapi petaninya tidak dapat, kasihan juga karena cost production lagi naik karena BBM naik, pupuk naik tiga kali lipat,” kata Mentan.

Menyinggung ancaman krisis pangan global, Mentan mengatakan Indonesia seharusnya sangat siap. Ia lalu menyinggung peran para Direktur Jenderal (dirjen) Kementan yang seharusnya bisa mengoptimalkan potensi pertanian Indonesia.

“Dan saya berharap ada dirjen-dirjen saya, ada direktur saya, itu gunanya kalau jadi pejabat lah. Kita digaji oleh negara. Maafkan saya, nggak tahu ini sudah simpan ini satu bulan dua bulan, biarlah muntah di sini. Saya cuma mau meyakinkan, besok bisa kita tangani bahkan Indonesia bisa menjadi pemasok negara lain,” ujar Mentan Syahrul.