Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Dok: PKB

JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid atau Gus Jazil menegaskan bahwa pihaknya masih konsisten mengusung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024.

Hal ini dikarenakan hingga saat ini belum ada bakal capres atau cawapres yang memiliki elektabilitas di atas 30 persen

“Hari ini yang muncul nama-nama di permukaan, capres tak ada yang dominan. Maksimal masih di bawah 30 persen. Artinya nama-nama yang muncul belum terlalu kuat,” kata Gus Jazil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/3/2023).

Dia mengungkapkan rasa optimistis PKB bisa mencalonkan Cak Imin sebagai presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Pasalnya, tidak ada bakal capres dan cawapres yang memiliki elektabilitas dominan dan keberadaan Cak Imin juga kompetitif dengan bakal capres yang ada.

“Saya sebagai Waketum Bidang Pemenangan Pemilu, saya lapor kepada para ulama bahwa PKB punya target triple S, yakni sukses pilpres, sukses legislatif, dan sukses pilkada,” ucap dia

Dia menilai, tidak ada sedikitpun kata minder bagi PKB untuk mengusung Capres sebagai capres. Alasannya, Cak Imin adalah sosok politikus yang komplit.

“Kita punya kader tangguh seperti Gus Muhaimin (Cak Imin). Kita harus singsingkan lengan baju. Jangan takut hanya karena lawan punya uang. Kita punya lebih dari itu yakni sejarah dan kebenaran. Gus Muhaimin lahir dari pesantren, cucunya Mbah Bisri Syansuri (salah satu pendiri Nahdlatul Ulama), kurang apa? Beliau lahir dan besar dari dunia aktivis sebagai ketum PB PMII, bukan seorang pedagang yang nanti akan dagang negara atau yang disebut oligarki, bukan,” jelas dia.

Menurutnya, Cak Imin merupakan sosok yang memiliki pengalaman utuh di dalam politik. Bahkan, dia menantang siapapun untuk menunjukkan tokoh di Indonesia yang memiliki pengalaman politik utuh seperti Cak Imin.

“Itu bisa diadu. Beliau 32 tahun sudah menjadi wakil ketua DPR RI. Kemudian menjadi menteri, wakil ketua MPR, juga menjadi ketum partai yang bukan partai kecil. Lengkap. PKB ini pernah terjadi masalah dan di bawah konsolidasi beliau, sekarang angkanya 10 persen, kenapa kita minder mencalonkan beliau sebagai capres,” jelas dia.

Menurutnya, PKB adalah satu-satunya parpol yang dilahirkan oleh para ulama NU untuk kepentingan bangsa. NU, kata dia, melahirkan PKB untuk tujuan memberikan kemaslahatan bangsa, bukan menjadi kendaraan orang-orang yang punya uang atau punya kuasa. Tetapi untuk khidmat kepada bangsa dan negara.

Wakil Ketua MPR RI ini bersyukur karena PKB sebagai alat perjuangan politik yang dilahirkan oleh para ulama NU, dari hari ke hari semakin menunjukkan manfaat dan maslahatnya untuk masyarakat dan bangsa.

“PKB tahun 98 hadir, tahun 1999 bisa punya presiden (Gus Dur). Kalau ingin melihat partai yang benar maka lihat dari pendirinya. Itu bisa kelihatan. Para pendiri PKB adalah orang-orang yang muhlis yang ketika mendirikan PKB benar-benar untuk kepentingan bangsa dan negara. PKB lahir untuk menata bangsa dan negara. Para pendirinya tidak punya kepentingan pribadi sedikitpun,” jelas dia.

“Kalau nggak percaya, lihat saja. Kalau saya sebut satu persatu nanti dikira fitnah maka sangat wajar PKB menyebut dirinya sebagai partai yang secara khittah tujuan adalah partai yang paling sesuai dengan cita-cita lahirnya NKRI dan cita-cita ulama,” pungkas Gus Jazil menambahkan.