JAKARTA – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut secara umum penyelenggaraan transportasi lebaran tahun 2023 tergolong lancar. Baik perjalanan mudik maupun balik dibandingkan musim Lebaran tahun 2022 lalu.
Menurutnya, kemacetan pasti terjadi dan harus ada rekayasa lalu lintas, seperti ganjil genap, contra flow dan one way. Padahal, upaya mengendalikan bukan hanya di jalan tol Trans Jawa saja, tetapi juga di jalan arteri juga dilakukan hal yang sama, seperti di sistem satu arah (one way) ruas jalan Padang -Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Jalan Tol Trans Jawa masih favorit pilihan pemudik. Kendati kapasitas jalan tol tidak akan dapat mengakomodir kebutuhan pemudik yang cukup besar,” kata Djoko Setijowarno kepada Indonesiaparlemen.com, Minggu (30/4/2023).
Lebih lagi, ada himbauan Presiden yang memungkinkan aparatur sipil negara (ASN), personel TNI/Polri, dan pegawai BUMN untuk menambah cuti atau bekerja dari rumah sehingga bisa menunda kepulangan disampaikan pada 24 April lalu.
Hal serupa, kata Djoko Setijowarno, juga dianjurkan bagi pegawai swasta sepanjang tidak ada kepentingan mendesak.Maka, Masyarakat diminta menghindari puncak arus balik yang diperkirakan berlangsung pada 24-25 April kemarin.
“Adanya penerapan potongan tarif (discount) jalan tol 15-18 April 2023 dan 27-29 April 2023 oleh PT Jasa Marga, turut berpengaruh untuk mengurai pemerataan atau distribusi arus perjalanan mudik dan balik lebaran tahun ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, angka kecelakaan menurun selama puncak arus mudik, jumlah kecelakaan yang terjadi mencapai 2.557 kasus, dengan korban meninggal mencapai 329 orang.
“Angka kecelakaan ini turun 33 persen dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) di Posko Angkutan Lebaran Terpadu, per 15-23 April atau H-7 hingga H+1 Lebaran,” paparnya.
Djoko Setijowarno merinci, kecelakaan lalu lintas sebesar 2.557 kejadian. Jumlah ini menurun dari periode yang sama pada tahun 2022, yaitu 3.799 kejadian atau 33 persen.
“Jumlah korban meninggal juga turun 61 persen, yaitu 329 orang dari 873 jiwa. Sementara itu kerugian material ditaksir mencapai Rp 5,5 miliar, turun 20 persendari periode lalu, yaitu Rp 6,99 miliar,” pungkas dia.
Jurnalis: Dirham
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan