Megawati mengatakan hal itu saat menghadiri serah terima pengoperasian KRI Bung Karno-369 di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/6/2023). Dok: ist

JAKARTA – Mantan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengkritik persoalan di Papua yang tak kunjung beres.

Megawati mengatakan hal itu saat menghadiri serah terima pengoperasian KRI Bung Karno-369 di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/6/2023).

Megawati mengklaim memahami betul permasalahan di daerah lantaran pernah menjabat sebagai presiden. Ia lantas mengaku sedih hingga heran masalah di Papua terus berlarut-larut.

“Karena saya bilang, saya pernah presiden. Saya tahu dan saya tahu banget, bukannya tahu saja, yang namanya, kan dulu saya juga bisa punya panglima suka saya perintah, jadi saya lihat ini kenapa ya? Salahnya di mana ya?” ucap Megawati.

Oleh karena itu, ia mengaku ingin menerjunkan sejumlah batalion tentara ke Papua seiring dengan konflik bersenjata antara TNI dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Merdeka (TPNPB). Dia memandang TPNPB merupakan rakyat RI yang terprovokasi.

“Saya lihat yang maju ke Papua ini. Saya terus bilang, hm, kalau saya masih komandan, boleh toh Pak ngomong?” ucap Megawati menjeda.

“Kalau saya masih komandan, saya turunkan di sana berapa batalion. Keren, kan,” lanjut dia.

Apalagi, katanya, pasukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB–sebutan aparat Indonesia untuk milisi Organisasi Papua Merdeka/OPM) tidak lebih banyak dari jumlah TNI.

“Saya kan mikir ini (jumlah KKB) hanya segitu. Lah, kok, dipateni (dibunuh) dal, del, dal, del, matek,” sambungnya.

Megawati mengaku berani mengatakan hal tersebut di depan para prajurit Angkatan Laut karena permasalahan ini harus terjawab.

“Tapi karena saya bukan apa-apa lagi, ya saya diam aja. Tapi karena ini di Angkatan Laut, saya berani bicara. Kenapa? Ya itu kan harus dijawab (urusan Papua),” ujarnya.

Lebih lanjut, Megawati pun bicara soal heroisme. Ia menyinggung soal sosok Yos Sudarso yang bertempur gigih menggunakan KRI Macan Tutul.

Yos Sudarso gugur di Laut Aru saat bertempur melawan Belanda dalam operasi pembebasan Irian Barat (kini Papua) pada 1962 silam.

“Saya ingat ketika yang namanya dengan heroik loh, hm, tunggu, saya suka lupa namanya, Pak Yos Sudarso. Saya kenal baik dengan beliau, dengan ibunya, bayangkan pada waktu itu kan kapal Karel Doorman itu sudah masuk ke perairan kita. Padahal pada waktu itu, apa nama kapalnya ya, MTB, yes itu macan tutul. Tapi kan, saya pikir perwiranya ini, ‘wah’. Saya bilang ini hebat banget, iya dia, halangi kan,” ucap Megawati.

“Bayangkan, Karel Doorman itu gede, lho. Saya nggak tahu ada fotonya lagi apa tidak. Jadi bayangkan, hanya dengan si kecil ini (Macan Tutul) dihalangi, dan ya, apa boleh buat, beliau membaktikan dirinya di negeri ini,” pungkas dia.

Jurnalis: Agung Nugroho