JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejak 2020 sampai saat ini, penerima program Kartu Prakerja telah mencapai 17 juta peserta. Program tersebut juga telah diimplementasikan di 514 kabupaten/kota.
Untuk tahun 2023, program Kartu Prakerja ditargetkan bisa menjangkau 1 juta peserta dengan total anggaran Rp 4,37 triliun.
“Penerimanya sudah lebih dari 17 juta, jadi cukup masif. Sekitar 54% wanita, sebagian besar pendidikannya di bawah SMA, dan sesudah lulus itu kita lihat sebagian mendapatkan pekerjaan baru, sebagian menjadi pengusaha atau UMKM. Nah, ini yang ingin kita terus berdayakan,” kata Menko Airlangga di Cirebon, Sabtu (17/6/2023).
Menko Airlangga menyampaikan, program Kartu Prakerja merupakanprogram bantuan sosial pertama yang menggunakan skema pendidikan dan pelatihan, sekaligus merupakan program G-to-P yang efektif dalam menjangkau masyarakat.
“Jadi dengan Project Management Office (PMO) sudah cukup, dan ini service pertama dari government to citizen, government to people. Dan ini e-government pertama di Indonesia, tentu ini bisa menjadi contoh, dan benchmark pelayanan publik lainnya,” ujar Airlangga.
Dalam acara di Cirebon yang bertajuk ‘Ngumpul Jeh karo Menko Perekonomian’ itu, Menko Airlangga bersama dengan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Prakerja Denni Puspa Purbasari berinteraksi secara langsung dengan para alumni program Kartu Prakerja, hingga mendapatkan masukan.
Salah satu alumni Kartu Prakerja dari Indramayu, Syarif Fauzi mengaku, setelah mengikuti program ini, dia mampu menjalankan bisnis angkringan sampai mempunyai lima cabang.
“Saya merupakan salah satu alumni yang benar-benar terbantu dari program Kartu Prakerja, karena saya ambil pelatihan UMKM, dan tiga bulan berikutnya saya nekat buka UMKM sampai sekarang alhamdulillah,” ungkap Syarif.
Jurnalis: Dewo
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan