SLEMAN – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Gunung berapi paling aktif di pulau Jawa ini kembali mengeluarkan guguran lava pijar ke arah barat daya melalui Kali Bebeng pada Rabu (26/7/2023).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam laporannya, berdasarkan pengamatan Rabu 26 Juli 2023 pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, jarak maksimal luncuran guguran lava pijar sejauh 2.000 meter.
“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah. Teramati 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah Barat Daya (Kali Bebeng),” kata BPPTKG dalam keterangan resminya.
Pada pengamatan sebelumnya, Selasa (25/7/2023) pukul 00.00-24.00 WIB, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang dan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah. Guguran lava keluar sebanyak 13 kali dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya (Kali Bebeng) dan 4 kali ke Kali Boyong dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter. Suara guguran 1 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan.
BPPTKG merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat diharapkan agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar gunung Merapi,” ungkapnya.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Jurnalis: Dewo
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan