JAKARTA – Alex Noerdin resmi dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI. Posisi mantan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut digantikan oleh rekan se partainya, Maman Abdurahman.
Muncul sejumlah pertanyaan tentang pergantian posisi tersebut, ada apa sebenarnya?
Sejumlah pihak mengaitkan pergantian posisi tersebut bukan hanya rotasi semata, melainkan ada faktor lain yang menjadi sebab Alex Noerdin ‘diparkir’ dari posisinya di Senayan. Hal tersebut seperti diungkapkan Aktivis dari lembaga Sumsel Watch, Andre Said.
Menurut Andre, tradisi di DPR bisa dikatakan jarang bahkan sangat tidak mungkin pimpinan di DPR digeser tanpa sebab yang jelas. Apalagi menurutnya, posisi Alex Noerdin termasuk yang patut dihitung dibandingkan anggota lain di Partai Beringin tersebut.
“Saya kira ada something dibalik pergantian posisi di Komisi VII itu. Bisa kita telusuri lah sejumlah pergantian di Partai Golkar tidak mungkin terjadi jika yang bersangkutan tidak terlibat jerat hukum,” ungkap Andre kepada media, Senin (28/6/2021).
Andre menjelaskan beberapa kasus pergantian yang terjadi di Partai Golkar. Misalnya peralihan Ketua DPD Golkar Jawa Barat kepada TB Ace Hasan Syadzili. Ia menjadi pelaksana tugas (Plt), menggantikan Ade Barkah Surahman yang terseret kasus korupsi proyek pembangunan di Kabupaten Indramayu.
“Padahal kalau kita ingat, waktu itu Ade Barkah belum ditetapkan sebagai tersangka. DPP Partai Golkar semacam ngasih signal dan menyiapkan skenario terburuk jika yang bersangkutan harus terlibat kasi hukum,” jelas Andre lagi.
Terikait peralihan posisi Wakil Ketua Komisi VII dari Alex Noerdin ke Maman Abdurahman, Andre menduga ada semacam penyelamatan citra partai sebelum kadernya terseret kasus hukum.
Apalagi lanjut Andre, Alex Noerdin tengah berurusan dengan sejumlah kasus korupsi, misalnya Korupsi Masjid Sriwijaya, Wisma Atlet hingga Dana Bansos saat dirinya menjabat Gubernur Sumsel.
“Jangan-jangan memang ini skenario Partai Golkar yang lagi berjalan. Alex Noerdin ‘diparkir’ lebih awal sebelum lebih dalam terseret kasus korupsi yang saya kira pasti bakal merusak elektabilitas partai ditengah deru ambisi Airlangga menuju 2024,” katanya lagi.
Diketahui Kejaksaan Sumsel bahkan KPK beberapa memanggil Alex Noerdin dalam posisinya sebagai saksi sejumlah mega korupsi yang terjadi di Bumi Sriwijaya. Kasus tersebut merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah dan menyisakan proyek mangkrak seperti Masjid Sriwijaya.
“Kita lihat saja, sekuat apa Alex Noerdin sehingga bisa terus lolos dalam kejaran hukum. Apalagi sejumlah pejabat tinggi di eranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Tinggal nunggu giliran saja,” pungkasnya.
Editor: Angie
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan