JAKARTA – Seiring diberlakukannya pelonggaran syarat perjalanan, berimbas pada meningkatnya pengguna angkutan transportasi pesawat terbang. Namun hal ini juga diikuti dengan tingginya harga tiket pesawat.
Dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, jika sejumlah pihak menilai tarif rute penerbangan masih terbilang tinggi saat ini.
Dia berujar, solusi agar tiket pesawat murah yakni adalah penambahan frekuensi penerbangan oleh maskapai.
“Kuncinya agar harga tiket ini bisa terjangkau adalah ditambahnya jumlah penerbangan, karena berdasarkan jumlah penerbangan yang sangat terbatas, seat capacity atau jumlah tempat duduknya juga sangat terbatas,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), secara daring, Senin (23/5/2022).
Dia menyebut, pihaknya sedang berbicara dengan beberapa maskapai untuk meningkatkan frekuensi terbang. Diharapkan hal ini dapat membuat harga tiket kian terjangkau, dan juga akan ada promo-promo lainnya.
Dia melanjutkan, untuk jumlah tempat duduk yang tersedia berbanding terbalik dengan tingginya permintaan dari calon pelaku perjalanan, sehingga menyebabkan fenomena revenge travel.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (4/8/2021), dari The Economic Times, revenge travel adalah fenomena ketika masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata ke luar rumah setelah menjalani isolasi.
“Memang sekarang yang terjadi adalah revenge travel, di mana jumlah tempat duduk dan jumlah traveler (pelaku perjalanan) itu tidak sebanding, lebih banyak jumlah traveler-nya sehingga mengakibatkan harga meningkat, dan ini adalah hukum ekonomi,” jelas Sandiaga.
Untuk itu Sandiaga mengatakan, bahwa saat ini pihaknya tengah menjajaki peluang dibukanya jalur-jalur baru dan rute-rute baru serta penambahan penumpang.
Sejalan dengan hal ini, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, untuk mendorong pulihnya penerbangan, Kemenparekraf sedang berkoordinasi bersama Kementerian Perhubungan dan pihak maskapai penerbangan.
“Untuk ini kami berkoordinasi dengan asosiasi penerbangan, dan juga kementerian perhubungan untuk mendorong ‘kembali terbang’ supaya paling tidak kembali seperti sebelum pandemi,” kata Nia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan