JAKARTA – Menanggapi pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait ajakan mengkonsumsi sagu sebagai pengganti beras, Anggota Komisi IV DPR Dedi Mulyadi menilai hal itu tidak mudah.
Pria yang akrab disapa kang Dedi menilai akan ada kesulitan untuk merubah pola hidup masyarakat untuk merubah konsumsi dari beras ke sagu.
“Beras kita memiliki komoditi yang cukup. Harus kita lakukan adalah terus menungkatkan produktifitas dan area penaman padi sangat tersebar luas juga tersedia,” kata Dedi ketika dihubungi Indonesiaparlemen.com, Jumat (7/10/2022).
Menurut Dedi, masyarakat harusnya tak hanya mengandalkan sawah, tetapi menggunakan tanah darat yang masih masih menganggur..
“Sangat sulit untuk masyarakat kita yang terbiasa makan beras baik makan nasi diganti makan sagu itu sangat menyulitkan masyarakat kita,” ucap Dedi.
Daripada kita berpikir merubah beras ke sagu, kata Dedi, marilah kita berpikir untuk memanfaatkan seluruh area tanah yang kosong dan terbuka untuk ditanami padi.
“Stok beras masih aman, jika semua masyarakat bergerak memfokuskan diri bahwa padi adalah komoditi utama yang harus ditanam. Dipinggir jalan menanam padi, di area kosong menanam padi, itu semua bisa dilakukan.
“Lebih baik Kementerian Pertanian mendorong teknologi budidaya padi untuk terus dikembangkan. Sehingga tidak terbatas hanya pada sawah,” pungkas dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim Indonesia merupakan negara yang paling siap menghadapi ancaman krisis pangan.
Hal ini dia ungkapkan menanggapi pernyataan yang sama telah diungkapkan oleh Food and Agriculture Organization atau FAO.
“Beras, kalau memang harganya tidak bersahabat potong semua pohon sagu yang ada. Kita masih punya 5 juta hektare sagu. Potong 1 juta sudah bisa bertahan 1-2 tahun, makan sagu aja,” kata dia dalam acara Kegiatan Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional dengan tagline “Penyuluh Hebat, Pertanian Kuat,” di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan