Nelayan dan hasil tangkapannya, Dok: KKP

SINGAPURA – Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong perlunya langkah kolaboratif dalam menjaga kesehatan laut yang kian menurun kualitasnya akibat tingginya aktivitas ekonomi di laut, pencemaran sampah, hingga perubahan iklim.

Hal ini diutarakan dalam forum World Ocean Summit (WOS) Asia Pasific 2022 yang berlangsung di Singapura pada Rabu (30/11/2022).

“Menghadirkan laut yang sehat adalah tugas bersama. Butuh langkah kolaboratif, sinergitas baik skala nasional maupun internasional. Pemerintah Indonesia sudah menegaskan komitmen dalam mengelola laut secara berkelanjutan,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Trenggono memaparkan, strategi KKP dalam menjaga kesehatan laut di antaranya dengan membuat peta jalan (roadmap) ekonomi biru sebagai upaya mewujudkan tata kelola sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan. Roadmap tersebut juga telah disampaikan perwakilan KKP pada forum WOS Asian Paific 2022.

Lima kebijakan yang tertuang dalam roadmap ekonomi biru tersebut meliputi perluasan kawasan konservasi laut dengan target 30 persen dari total wilayah perairan, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, dan pengembangan budidaya di laut, pesisir, dan darat secara berkelanjutan.

Kemudian penataan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk menghindari terjadinya kerusahakan akibat tingginya aktivitas ekonomi, serta pengelolaan sampah laut melalui program Bulan Cinta Laut.

“Saya optimis implementasi lima program ekonomi biru ini mampu menjawab tantangan nasional maupun global seperti percepatan pertumbuhan ekonomi, ancaman krisis pangan dan perubahan iklim, hingga menghadirkan laut sehat untuk generasi mendatang,” pungkasnya.

Roadmap ekonomi biru mengintegrasikan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dari hulu sampai dengan hilir. Tujuannya mewujudkan keseimbangan tata kelola sumber daya kelautan dan perikanan dengan mengedepankan asepek keberlanjutan ekologi sebagai panglima. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia mendorong tata kelola laut yang mengedepankan keseimbangan antara aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

Ketua Tim Pelaksana Unit Kerja Menteri Anastasia Tisiana sebagai perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam WOS Asia Pasific 2022 menambahkan, beberapa hal yang sedang dilakukan sebagai perwujudan program ekonomi biru di antaranya pembangunan tambak udang terintegrasi yang memiliki instalasi pengolahan air limbah, serta pembangunan Eco Fishing Port.

“Kita hanya memiliki satu laut, oleh karena itu kita perlu melakukan yang terbaik untuk bekerja sama melindungi laut kita dan membangun ekonomi kelautan yang berkelanjutan untuk kemakmuran kita bersama,” terang Anastasia.

Pada forum WOS Asia Pacific 2022 yang bertema A Blueprint for Managing Blue Growth-Government, Anastasia mewakili KKP menjadi narasumber bersama Cho Seung Hwan, Minister for Ocean and Fisheries, Republic of Korea dan Sabra Noordeen, Special Envoy for Climate Change dari Maldives.

Dalam forum tersebut sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik saling bertukar pandangan tentang upaya mengembangkan dan melaksanakan peta jalan atau roadmap untuk menuju ekonomi biru yang berkelanjutan.

Jurnalis: Agung Nugroho