JAKARTA – Peneliti sekaligus Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kebujakan salah.

Jerry menilai, Jokowi dengan sengaja merusak Indonesia dengan mengekspor pasir yang sudah dilarang .

“Jadi saya lihat ekspor pasir ini  seperti menjual pulau dan tanah air Indonesia yang melanggae konstitusi yakni UUS 45. Bayangkan dengan pasir dari Indonesia ini, Singapura akan membuat terminal peti kemas terbesar di dunia barangkali pasir yang akan diekspor Jokowi ini” kata Jerry

Berbeda kata Jerry dengan negara tetanggal Malaysia dan Kambija  Dua negara ini justru sudah hentikan ekspor pasir ke Singapura..

“Jangan-jangan ada permainan tukar guling antara pasir dan IKN. Ini untuk memberikan peluang imvestor Singapura menanamkan sahamnnya di IKN. Saya kira kebijakan ekspor pasir ke luar negeri sudah dilarang 20 tahun silam tak usah dilanjutkan lagi,” pungkas Jerry.

 

Tapi anehnya ujar Jerry, Jokowi membuka kran tersebut.Padahal ini  jelas-jelas bertentangan dengan Prabowo yang cinta tanah air Indonesia dan bukan tipe penjual pasir,

 

“Prabowo kata dia, akan menghentikan kebijakan gila ini pada Oktober mendatang. Sementara, Jokowi tak pernah berpikir faktor kerusakan alam dan juga menutup pekerjaan nelayan sampaj pada perusakan alam serta membunuh habitat laut bahkan mengecilkan wilayah NKRI.

 

Saya kira Presiden sudah melanggar konstitusi padahal bumi, air dan tanah dikuasai negara dan tak boleh diperjual belikan. Tapi kini miris Jokowi melakukan kebjjakan konyol

 

“Dia perlu dituntut setelah lengser atas kejahatan demokrasi, KKN sampai menjual tanah air.. Harusnya Jokowi menjual sisi SDM, anak-anak yang dibiayai di luar negeri pekerjakan mereka di perusahan ternama contoh Silicon Valley California atau lainnya agar bisa menambah devisa negara selain TKI di luar negeri,” tutur dia

Ada kerusakan lain ujar Jerry, yang man Jokowi akan merusak pariwisata Indoensia dimana ada banyak objek wisata pantai yang dikelilingi pasir bahkan sampai ke eksploitasi