CIBINONG, INDONESIAPARLEMEN.COM – Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. berkebun di rumah menjadi gaya hidup yang paling banyak diminati selama pandemi. Salah satunya tanaman hidroponik.
“dalam melaksanakan pembinaan keterampilan dan pelatihan secara teori dan praktek bertanam warga binaan sangat tekun mengerjakan tanaman Hidroponik tersebut, secara khusus diberikan kepada sejumlah warga binaan selama 35 hari di Lapas Cibinong oleh Seksi Kegiatan Kerja,” Cerita Kalapas, Ardian Nova Christiawan. Sabtu, (15/08/2020) ditemui saat panen tanaman Hidropinik jenis pakcoy di Lapas Kelas IIA Cibinong. Pondok Rajeg.
“Ketahanan pangan menjadi dasar kami dalam pelatihan hidroponik ini, siapa pun dapat menjadi petani hidroponik, termasuk para warga binaan di Lapas Cibinong,” ujar Kalapas Cibinong, Ardian Nova Christiawan.
“Bekerjasama dengan berbagai pihak yang berkompeten dalam bidangnya,” lanjutnya.
Dengan memanfaatkan lahan kosong di halaman depan SAE, warga binaan yang dibimbing oleh staf Giatja dan pihak ketiga menjalankan perkebunan hidroponik dengan menanam sayuran jenis pakcoy organik. Namun sejak pandemi Covid-19 merebak di wilayah Indonesia di bulan Maret 2020, seluruh kegiatan warga binaan Lapas Cibinong yang melibatkan pihak luar/ketiga terpaksa dihentikan, termasuk pelatihan hidroponik,” tambah Ardian.
Menghadapi kendala tersebut, Lapas Cibinong beserta pihak ketiga hanya dapat berkoordinasi secara teknis melalui teleconference. Dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19, para warga binaan melakukan pelatihan lanjutan hidroponik melalui teleconference dan pelaksanaan praktek lapangan dilakukan dengan memperhatikan jaga jarak.
Penyemaian benih sayur pakcoy dimulai sejak pertengahan Juli 2020, secara giat warga binaan belajar mengatur setiap hal teknis di dalamnya, seperti mengatur PH air, nutrisi tanaman, hingga perawatan wadah hidroponik.
Direncanakan, Kalapas dan Kasi Giatja serta para warga binaan akan melangsungkan panen raya sayuran hidroponik pada Sabtu (15/8). Diproyeksikan, hasil panen perdana yang didapat mencapai 50-75 kg sayuran pakcoy organik. Selanjutnya, sayuran akan dijual kepada petugas dan masyarakat dengan harga yang terjangkau dan lebih murah dibandingkan harga pasar pada umumnya.
“Setiap hasil penjualan sayuran kepada konsumen akan menjadi pendapatan bagi negara dan premi bagi warga binaan yang sudah berlatih dan bekerja di bidang hidroponik secara baik,” ungkap Kasi Giatja, Teolina Saragih.
(Anto/red)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan