Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menjadi Keynotespeaker dalam Forum Rektor Indonesia 2022, Konvensi Kampus XXVIII, dan Temu Tahunan XXIV, di Gedung ACC, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10/2022). Dok: Kemenkopolhukam

JAKARTA – Di hadapan Forum Rektor Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menegaskan keputusan beridirinya negara Pancasila yang digagas Bung Karno dan beberapa tokoh pendiri bangsa lainnya, termasuk dari kalangan tokoh-tokoh Islam, adalah produk ijtihad.

Hal ini ditegaskan Mahfud saat menjadi Keynotespeaker dalam Forum Rektor Indonesia 2022, Konvensi Kampus XXVIII, dan Temu Tahunan XXIV, di Gedung ACC, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10/2022).

“Sistem negara itu produk ijtihad sesuai dengan waktu, tempat dan lingkungan sosial budayanya. Itulah produk ijtihat yang dilakukan pemimpin Indonesia kala itu,” ujar Mahfud.

Mahfud lebih lanjut menegaskan, Bung Karno juga kader Muhammadiya dan juga seorang santri. Menurut Mahfud, Bung Karno banyak berguru pada tokoh Islam berpengaruh seperti A. Hasan dan HOS Cokroaminoto.

“Ada yang bilang Bung Karno itu aliran sekuler anti Islam, tidak. Bung Karno itu santri juga, di orang Muhammadiyah, ngaji ke A. Hasan, ngaji ke Cokroaminoto, dia santri,” papar Mahfud bercerita sosok Bung karno di hadapan para pimpinan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia ini.

Namun Mahfud juga tidak memungkiri bahwa Presiden Indonesia pertama itu, pernah mengusulkan bentuk negara sekuler, sebagaimana Turki. Menurut Mahfud, hal itu dampak dari kemajuan pemikiran Bung Karno kala itu.

“Cuma dia mengijtihadkan negara dalam pemikirannya dia yang maju pada waktu itu, Bung Karno bilang negaranya harus sekuler. tapi dibantah oleh tokoh-tokoh Islam yang lain, kemudian ketemu komprominya di negara Pancasila, seperti negara yang pernah didirikan nabi, negara kosmopolitan, negara pluralis,” tambah Mahfud.

“Kita sekarang tidak usah lagi mempersoalkan demorasi masih cocok atau tidak, kita sekarang bicara pelaksanaan demokrasi,” pungkas Mahfud.

Jurnalis: Agung Nugroho