BPPT saat melakukan modifikasi cuaca. DOk: Hum

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) diperpanjang hingga 16 Januari 2023.

Teknologi modifikasi cuaca di wilayah Jateng dan Jatim diketahui dimulai sejak 1 Januari 2023 dan sedianya berakhir pada 10 Januari 2022. Diperpanjangnya masa operasi teknologi modifikasi cuaca ini karena cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng dan Jatim.

Sebelumnya, operasi TMC juga digelar di DKI Jakarta dan Jawa Barat bersama BNPB, BRIN, TNI AU, dan pemprov. Operasi modifikasi cuaca tersebut berhasil menghindarkan wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat dari cuaca ekstrem dan tingginya intensitas hujan di penghujung tahun 2022.

“Setelah kawasan Jabodetabek, operasi TMC dilanjutkan ke Jateng dan Jawa Timur dan akan diperpanjang hingga satu pekan ke depan karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut,” jelas Dwikorita,

Dia menjelaskan, dalam operasi modifikasi cuaca yang digelar, NaCl atau garam disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, di sejumlah titik.

Beberapa di antaranya, Selat Sunda, perairan Laut Jawa, perairan selatan Jawa, pesisir utara Brebes, bagian selatan Purworejo, pesisir Yogyakarta, serta bagian utara Rembang dan Tuban.

“Yang menjadi target buruan dalam operasi TMC adalah awan-awan hujan cumulus. Garam disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki Jawa Tengah dan Jawa Timur,” papar Dwikorita.

“Dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju wilayah Jateng dan Jatim serta dinilai berpotensi menjadi hujan terlebih dahulu dicegat jauh-jauh dari wilayah target,” pungkas dia.