Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dok: IP/Agung

JAKARTA -Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra menanggapi isu di tahun 2023 yang disebut tahun panas jelang pemilu. Hal ini dikarenakan menjelang pemilu tahun 2024 diperkirakan serangan siber juga meningkat.

Untuk menghadapi kemungkinan itu, BSSN mengaku sudah bergerak untuk mengamankan data base pemilu 2024. Misalnya, pemerintah sudah mengupayakan sinergi dan kolaborasi dari para stakeholder penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Sesuai dengan tugas dan fungsi, BSSN fokus pada keamanan sistem informasi pada penyelenggaraan Pemilu,” terang, Ariandi kepada Indonesiaparlemen.com, Selasa (14/2/2023).

Tak hanya itu, BSSN juga sudah membentuk tim khusus yang sudah bekerja sejak 2022 untuk mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Ada 6 tim yang dibentuk BSSN di antara lain Tim ITSA Information Technology Security Assessment) yang bekerja sama dengan lembaga penyelenggara pemilu untuk mendeteksi celah-celah keamanan dari aplikasi yang digunakan pada pelaksanaan pemilu,” ucap dia.

Selain itu, terdapat tim monitoring yang melakukan upaya monitoring dari upaya-upaya serangan siber yang akan menargetkan dari aplikasi-aplikasi atau sistem yang digunakan dalam penyelenggaraan pemilu.

“Tim CTI (Cyber Threat Intelligence) dan juga tim Threat Hunting untuk mendapatkan informasi-informasi dari dark web dan juga dari deep web yang terkait pelaksanaan Pemilu 2024,” jelas dia.

Yang terakhir, kata Ariandi, tim Digital Forensic dan Incident Response, juga akan membantu para penyelenggara pemilu ketika terjadinya insiden yang menimpa aplikasi-aplikasi yang digunakan pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.

Jurnalis: Dirham