Istri Bupati Trenggalek Novita Hardini

JAKARTA – Keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 Indonesia masih menghadirkan polemik. Pasalnya, timnas tersebut mendapatkan penolakan untuk bermain di Indonesia.

Merespon hal itu membuat Istri Bupati Trenggalek Novita Hardini turut serta memberikan suaranya. Menurutnya kesadaran geopolitik bangsa Indonesia tidak boleh melemah.

Dia mengatakan kesadaran geopolitik Bung Karno yang dibangun sejak tahun 1930 bahwa kolonialisme dan imperialisme bukan masalah Indonesia semata, namun menjadi persoalan dunia.

“Maka Bung Karno mempersatukan negara-negara Asia-Afrika yang terjajah dalam konferensi besar di Bandung 1955, dimana dalam KAA 1955 ada kesepakatan dari negara peserta lewat komunikasi politik dukungan Kemerdekaan Palestina,” ujarnya kepada Indonesiaparlemen.com di Jakarta, Selasa (28/3/2023)

Dia mengungkapkan perjuangan politik Bung Karno membuahkan hasil setelah sukses mengadakan KAA 1955 di Bandung dan setelahnya Membangun gerakan Non Blok. GNB bertujuan untuk membangun taranan dunia baru didasari pada terciptanya perdamaian dunia.

Menurut Novita, Belajar dari Kasus FIFA U-20 adalah betapa pentingnya kita belajar sejarah yang benar.

“FIFA pernah dengan tegas menolak Rusia karena serangan militernya terhadap Ukraina. Tindakan yang di gelorakan ini menurut saya senafas dengan FIFA yang meminta Rusia keluar dari Piala Dunia 2022,” ucap Novita

FIFA harus memiliki sikap standar. Bayangkan, kata dia, Rusia di klaim menganeksasi Ukraina belum sampai satu tahun namun Rusia sudah dilarang bermain pada Piala Dunia 2022. Sementara Israel sudah menganeksasi Palestina nyaris 80 tahun.

“Bila FIFA menjatuhkan sanksi pada Indonesia karena penolakan ini. Maka ini menjadi konsekuensi besar Pembuktian Indonesia berpihak pada kemanusiaan (yang konstitusinya disepakati sejak 1945),” ucap Novita

Disisi lain Istri Bupati Trenggalek itu menegaskan Indonesia pun tidak boleh berkecil hati. Indonesia adalah bangsa yang besar karena Prestasinya. Ajang U20 ini bukanlah semata-mata sebagai ajang Event Organizer saja.

Namun, kata dia,, harapan seluruh Bangsa Indonesia adalah bagaimana sepak bola Indonesia dapat kembali menjadi Macan Asia (setidaknya).

“Saya percaya pada Presiden Jokowi dan jajaran Kementerian terkait dapat memberi solusi terbaik dari pada kasus ini,” tandasnya.

Jurnalis: Agung Nugroho