Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). DOk: IP/Agung

JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengaku sudah melakukan kordinasi terkait gangguan sistem elektronik yang terjadi di Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menyebabkan tidak bisa diakses penggunanya.

Sebagai informasi, BSI mengalami serangan ransomware yang membuat layanan perbankannya mengalami gangguan mulai Senin (8/5/2023) lalu.

“Hasil koordinasi disampaikan bahwa tim insiden siber BSI melakukan penanganan dan perbaikan sistem secara mandiri,” kata Juru Bicara (Jubir) BSSN Ariandi Putra dala keterangan resminya kepada Indonesiaparlemen.com, Minggu (15/5/2023).

Ariandi menyebut BSSN juga telah melakukan komunikasi kepada pihak BSI terkait upaya pemulihan sistem berkenaan dengan gangguan yang dialami dan menyampaikan pemulihan berhasil dilakukan pada 8 Mei 2023 pukul 10.00 WIB,

“Seluruh layanan perbankan perseroan sudah berangsur normal dan pulih sejak Kamis, 11 Mei 2023,” ujar dia.

BSSN, kata Ariandi, akan berkoordinasi intens dengan pihak BSI dan siap untuk memberikan asistensi.

“Serta rekomendasi peningkatan keamanan terhadap penyelenggaraan sistem elektronik di BSI,” pungkas dia.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya akan melakukan penelusuran dugaan serangan ransomware yang menyebabkan terganggunya layanan ATM dan Mobile Banking.

“Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” tulis Hery dalam keterangannya, Rabu (10/5/2023).

Jurnalis: Dirham