JAKARTA – Polda Metro Jaya masih menulusuri akun twitter @Akseyna yang diduga milik mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Akseyna Ahad Dori yang tewas mengambang di Danau Kenanga, UI, Depok.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengaku pihaknya akan terus melakukan penelusuran terhadap akun twitter @Akseyna yang diduga milik mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Akseyna Ahad Dori yang tewas. 
Hingga saat ini, kasus kematian Akseyna atau yang akrab di sapa Ace oleh rekan-rekannya diduga menjadi korban pembunuhan belum mampu diungkap oleh kepolisian. Polisi mengaku masih melakukan penyelidikan meski tidak menampik menemui berbagai kendala.
“Namanya suatu kasus pidana ada yang mudah diungkap dan sulit diungkap. Sampai sekarang masih diproses,” kata Argo saat dikonfirmasi wartawan, Kamis, (16/11/2017).

Kolonel Mardoto, ayah almarhum Akseyna mengatakan pihak keluarga tidak mengetahui twitter Akseyna yang tiba-tiba aktif dengan menuliskan cuitan apakah milik anaknya atau bukan.

Akun @Akseyna itu menuliskan cuitan kata ‘Akuu’ pada Selasa 14 November 2017 sekitar pukul 03.04 WIB. Namun tak berselang lama, cuitan itu dihapus.
Akun tersebut kembali membuat cuitan kedua kali dihari yang sama pukul 23.39 WIB dengan cuitan yang berbunyi, “Kapan saya hidup tenang di surga,” kemudian selang beberapa menit kembali muncul cuitan berbunyi “Sakit tolong,”.

“Betul ngetwit lagi. Saya nggak tahu siapa yang ada di belakangnya,” kata Mardoto saat dikonfirmasi wartawan.

Atas temuan itu, Mardoto mengaku sudah melapor ke Polres Kota Depok agar polisi menyelidiki kasus akun Twitter Akseyna yang mendadak aktif itu. “Ini kok ada tweet atas nama Akseyna on ya. Tapi sekarang sudah dihapus sepertinya,” kata Mardoto.

Seperti diketahui, jasad Akseyna Ahad Dori ditemukan mengambang di Danau Kenanga Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis, 26 Maret 2015. Saat ditemukan, jasad tersebut tengah menggendong tas berisi sejumlah batu bata.

Semula polisi menyatakan bahwa Akseyna tewas bunuh diri. Hal itu didasari dengan penemuan tulisan tangan dalam sepucuk kertas di kos Akseyna yang berisi “Will not return for, please don’t search for existence. My apologize for everything eternally”.

Namun, pernyataan itu dikoreksi. Akhir Mei 2015, Kombes Krishna Murti yang kala itu menjabat Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya menyatakan bahwa Akseyna tewas dibunuh. Ada beberapa luka fisik yang ditemukan di wajah jasad Akseyna.
Dugaan Krishna semakin kuat setelah grafolog Deborah Dewi menyatakan tulisan tangan dalam sepucuk kertas yang ditemukan di kos itu tidak 100 persen goresan tangan Akseyna. (Amor)