JEPARA – Virus cinta pada kearifan sejarah dan budaya lokal yang disebarkan oleh Yayasan Kartini Indonesia, telah mulai tumbuh. Setelah para mahasiswa Jepara di Madura, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta kini mulai merambah ke para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna.
“Paling tidak pada 3 bulan terakhir ini kami melakukan diskusi tentang kearifan lokal bersama Karang Taruna Jinggotan, Kancilan, Bondo, Banjaragung, Senenan dan desa Blingoh,” ujar Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto saat berbicara dalam acara pelantikan pengurus Karang Taruna desa Blingoh, Kec. Donorojo.

Minat ini sangat penting, sebab akan dapat menjadi motivasi yang kuat bagi generasi muda untuk belajar dari kaerifan lokalnya. “Dari kearifan lokal kita dapat belajar nilai nilai kebajikan dari para leluhur” ujar Hadi Priyanto.

Menurut Hadi Priyanto, desa Blingoh yang didirikan oleh Kyai Nursalim dan Nyi Paras ini mempunyai jejak peradaban yang cukup tua. Bukan saja saat ini didesa Blingoh banyak umat Budha, Kristen dan Islam, tetapi juga banyak situs yang diduga peninggalan peradaban lama. ” Tugas generasi muda adalah merekonstruksi kearifan sejarah dan budaya lokal itu” ujarnya.

Rekonstruksi ini sangat penting agar dapat disandingkan kearifan sejarah budaya itu dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada. 

Sementara itu Petinggi Blingoh Sucipto berharap, Karang Taruna dapat menjadi wadah pembinaan generasi muda dalam menumbuhkan kesetiakawanan sosial dan kreatifitas pemuda ditengah tengah masyarakat. (Rai)