LANGSA – Pengelolaan sampah membutuhkan lahan dan teknologi pengolahan yang lebih baik, meskipun saat ini sudah ada beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Langsa, namun kapasitasnya tidak seimbang dengan produksi sampah setiap hari.

Konstruksi TPA yang kita miliki memang sanitary land fil, namun selama ini yang kita lakukan sampah dibuang di tempat terbuka. Pada saat tertentu kemudian ditutup dengan tanah atau dibakar, kedepan ini harus diubah. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah dengan metode 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) harus dikembangkan.

“Sampah tidak hanya dibuang tapi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain,” demikian disampaikan Wali Kota Langsa, Usman Abdullah, SE pada acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2018, Rabu (21/2), di Gampong Baro Langsa Lama, Kecamatan Langsa Lama.

Dijelaskannya, Pemerintah Kota Langsa terus mencoba mencari terobosan pengelolaan sampah secara ramah lingkungan, meski upaya ini belum memberikan hasil yang optimal. “Namun, kita berharap metode pengelolaan sampah tersebut selain mampu mengatasi lonjakan tumpukan sampah, yang terpenting dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, kelestarian fungsi lingkungan hidup, menjadikan sampah sebagai sumber daya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Selain itu, Pemerintah Kota Langsa juga memfasilitasi terhadap pendampingan kreatifitas masyarakat dalam mengelola atau mendaur ulang sampah. ”Saya amanatkan kepada Badan Lingkungan Hidup, konsep recycle ini terus dikembangkan serta pola inovasi dan kreatifitas dalam mengubah sampah menjadi indah dan bernilai ekonomis,” ujarnya.

Intinya, perlu kerja keras dan dukungan semua elemen masyarakat agar kita bisa menjadikan Kota Langsa yang sehat dan bebas sampah dapat terwujud. (Yuni)