JAKARTA – Ketua Umum PWRI, Suriyanto PD. SH. MH. Mkn. Mengingatkan dan menghimbau kepada seluruh insan pers baik yang tergabung dalam wadah organisasi PWRI atau pun belum tergabung agar membangun kesolidan dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Ketua Umum PWRI, Wartawan PWRI harus kembali kekitohnya. “saya pakai bahasa sekjen, ini pesan dari para senior wartawan yang selalu berpesan kepada saya, untuk menjadi wartawan investigator, seorang wartawan harus mampu dan cerdas dalam penulisannya sehingga para koruptor dan mafia-mafia negara yang diberitakan bisa di publikasikan, serta dewan pers tidak sembarangan lagi dengan karya jurnalistiknya yang bersifat Hoax. Penegak hukum harus juga diberi pelajaran dengan para wartawan investigator,” Tegasnya Selasa (12/6/2018).

Karena tugas wartawan, Lanjut Ketum PWRI. Selalu mengiklankan karya jurnalistik untuk masyarakat dengan analisis dan penelitian lapangan yang akurat. Adapun masyarakat, pemerintah harus kita buat efek jera, jangan wartawan biasa tak mainstrem yang selalu dianggap remeh dan enteng.

“Ingat ya.. tidak ada perampok negara yang tidak marah ditulis, Tak ada perusahaan perampas tanah yang tak marah bila ditulis, Tak mungkin seorang wartawan menulis tentang pejabat atau perusahaan yang baik-baik dengan tulisan mereka rampok, Hal ini harus kita suguhkan dengan karya tulis investigator. Wartawan- wartawan handal dan media handal yang tergabung di PWRI,” tegas Ketua Umum PWRI.

Pihak Kepolisian juga harus cermat untuk menindak dan menjalankan pidana tentang pers jangan kebablasan serta tebang pilih, karena pers juga ada hak untuk menulis dan memberitakan kejadian aktual di lapangan, itu sudah di atur dalam UU PERS No 40 tahun 1999, hal ini jelas bahwa karya jurnalistik tak boleh dikriminalisasi, serta adanya keadilan pers yang dikriminalisasi.

Ketua Umum PWRI Suriyanto PD. SH. MH. Mkn., Menghimbau kepada para media dan wartawan, baik yang tergabung dimedia cetak maupun media online yang bukan tergolong media mainstream atau Hoax, untuk dapat membangun satu kesolidan. “jiwa korsa di dalam menjalankan tugas sebagai jurnalistik,” ucap Ketum. (Rochman)