JAKARTA – Panitia Rembuk Nasional Aktivis 98 mengundang seluruh elemen masyarakat untuk hadir di acara yang akan di gelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Sabtu (07/07/18).

Ketua Panitia Pelaksana Rembuk Nasional Aktivis 98 Sayed Junaidi Rizaldi mengatakan, acara tersebut memang didesain untuk menyatukan semua elemen masyarakat bersatu memerangi bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

“Kami mengundang ormas lintas agama, LSM, para pejabat lembaga negara, ketua umum partai, baik yang pro pemerintah maupun yang oposisi,” katanya.

Sejumlah tokoh yang akan diundang antara lain, Presiden Joko Widodo beserta jajaran kabinetnya, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Ketua Agus Rahardjo.

Sesuai rapat koordinasi pengamanan dan teknis, Presiden tetap dipastikan hadir di acara rembuk.

“Kami juga mengundang para mantan presiden seperti BJ Habibie, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Serta gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Sayed, pihaknya pun mengundang ketua umum Nahdlatul Ulama, ketua umum Muhammadiyah, ketua umum MUI, PGI, Walubi, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Front Pembela Islam (FPI), dan sebagainya,” jelas mantan aktivis FKSMJ, ini.

Sayed menambahkan, pihaknya juga mengundang semua ketua umum partai politik, sebut saja Oesman Sapta Odang (Hanura), Airlangga Hartarto (Golkar), Yusril Ihza Mahendra (PBB), Muhaimin Iskandar (PKB), dan Muhammad Romahurmuziy (PPP).

Kemudian, Sohibul Iman (PKS), AM Hendropriyono (PKPI), Hary Tanoesoedibjo (Perindo), dan Grace Natalie (PSI).

“Tidak lupa kami juga mengundang Prabowo Subianto selaku ketua umum Gerindra. Ingin semua komponen masyarakat menolak segala bentuk radikalisme, intoleransi, dan terorisme,” tegas Sayed

Hendra N Panitia Rembuk Nasional Angkatan 98 mengatakan pihaknya ingin semua komponen bangsa satu suara menolak segala macam radikalisme, intoleransi, dan terorisme demi tegaknya kebhinekaan dan kedamaian di Indonesia.

Terkait adanya wacana sejumlah pihak yang mempertanyakan soal makna radikalisme, Sayed menegaskan bahwa radikalisme yang harus dilawan adalah radikalisme yang berpotensi menciptakan tindakan terorisme (radicalization that lead to terrorism) dan tindakan kekerasan ekstrimis (violent extremism) yg berujung pada bom bunuh diri yg membunuh masyarakat yang tidak berdosa. (Red)