WONOSOBO – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-193 di laksanakan hari ini Selasa (24/7/2018) yang berpusat di alun-alun Wonosobo, Sehari sebelum perayaan hari jadi Kab. Wonosobo ke-193, Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE, MM,. beserta Kepala DPRD, Dandim 0707/Wonosobo, Kapolres Wonosobo, Kepala Pengadilan Negeri dan Kepala Pengadilan Agama, Senin (23/7/2018).

Melaksanakan Ziarah ke Makam Ki Ageng Wanasaba sebagai cikal bakal pemegang kekuasaan di wilayah Wonosobo saat itu. Hadir pula kepala organisasi perangkat daerah(OPD), para Asisten dan Staf Ahli Bupati, Camat se Kabupaten Wonosobo dan para undangan.

Bupati Wonosobo memimpin Ziarah ke Makam Ki Ageng Wanasaba, yang bertempat di dusun Wanasaba, Plobangan, Selomerto, Wonosobo. Dilanjutkan prosesi Bedhol Kedaton, yang ditandai penyerahan panji-panji dan potong tumpeng. “Sedang kan panji-panji sekarang disemayamkan di kantor desa Plobangan, selepas maghrib panji-panji akan dikirab menuju pusat pemerintahan yaitu pendopo Kabupaten Wonosobo.

Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penting dan sebagai salah satu leluhur raja-raja Mataram Islam, terlebih untuk Wonosobo. Sewaktu kecil bernama Joko Dhukuh, yang merupakan putra pertama Raden Jaka Bondhan Kejawen atau Raden Harya Lembu Peteng atau Ki Jaka Tarub III dan Dewi Nawangsih.

Ki Ageng Wanasaba oleh ayahnya diperintahkan untuk berguru agama Islam ke Kasunanan Cirebon kepada Kanjeng Sunan Gunung Djati. Disamping untuk mendalami syariat islam juga dipelajari ilmu lainnya seperti ilmu pertanian.

Setelah ilmu yang dipelajari dirasa cukup oleh kanjeng Sunan supaya syiar islam ke daerah timur dengan gelar Syekh Kabadullah. Pada saat perjalanan menemukan daerah yang dirasa seperti pesan Kanjeng Sunan. Maka beliau bersama rombongan membuka hutan dan mengolahnya menjadi lahan pertanian yang bagus. Waktu terus bergulir hingga tempat ini menjadi ramai dikunjungi banyak orang. Karena hutan yang sepi, oleh kepiawaian Syekh Kabadullah menjadi ramai.

Hingga tempat itu dinamai Wanasaba, “Wana berarti Hutan” dan “Saba” tempat yang sering dikunjungi. Kawasan ini semakin lama semakin besar pengaruhnya, maka beliau dipercaya untuk memimpin dengan gelar Ki Gedhe yang dalam bahasa Jawa halus Ki Ageng. Beliau mempunyai sebutan lain yaitu Syekh Kabadullah, Ki Jaka Dhukuh, Ki Gedhe Wanasaba atau Ki Ageng Wanasaba. Ki Ageng Wanasaba menetap dan bermukim hingga wafat dan dimakamkan di dukuh Wanasaba. Itulah sekelumit sejarah singkat berdirinya kota Wonosobo. (Rochman)