KOTA KUPANG – Dugaan pengancaman pembunuhan oleh JK dan P, terhadap Drs Soleman Mone, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Kupang, mengundang kecaman keras dari sejumlah Kepala sekolah Kota Kupang. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan sehingga kasus ini tidak boleh didiamkan melainkan terus diproses sesuai hukum yang berlaku agar ke depan tidak menjadi ancaman bagi Kepala sekolah lainnya di Kota Kupang.

“Kami harap kasus ini terus diproses agar ke depan tidak menimpah Kepala sekolah yang lain”, ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Kota Kupang, Riksam Sandy, dianggukan oleh rekan-rekannya, dalam ruang kerja Soleman Mone.

Menurut dia, kejadian yang menimpah Drs Soleman Mone, menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi semua kepala sekolah di Kota Kupang termasuk dia bersama rekan-rekannya yang lain.

“Kami merasa terbebani karena orang-orang yang mengatasnamakan tim sukses ini bisa saja merongrong kami. Nah inilah yang menjadi pertanda buruk bagi dunia pendidikan di Kota Kupang’, ungkap Riksam Sandy.

Dilanjutkan Riksam, sebagai wujud kepedulian sesama Kepala Sekolah, dalam waktu dekat akan diadakan rapat MK2S, (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), guna mengambil keputusan agar dana DAK sebaiknya ditolak. Pada hal di lain sisi menurut Sandy, keberadaan proyek dana DAK sangat membantu prasarana pendidikan, misalnya perbaikan gedung, pembangunan rombong belajar dan pengadaan mubeler, jelas dia.

Isak Koro, Kepala sekolah SMP Negeri 9 Kota Kupang menambahkan, kejadian pengancaman pembunuhan ini tidak sebatas pribadi melainkan secara physikis keluarga Kepsek Soleman Mone juga ikut terganggu. Karena itu, diminta agar kasus ini perlu diproses seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku.

“Pengancaman pembunuhan secara physikis tidak mempengaruhi Kepsek Soleman Mone, keluarga juga ikut terganggu sehingga untuk menghindari efek lain dari kasus ini Polisi perlu proses secara adil”, pintah Isak.

Kepala sekolah SMP Negeri 15, Adi Baker, berharap Walikota dan Wakil Walikota Kupang harus berempati dan merespon akan dugaan pengancaman pembunuhan terhadap Soleman Mone, karena tanpa disadari kasus ini telah melukai hati tidak hanya terhadap para Kepala sekolah melainkan seluruh guru sebagai tenaga pendidik di Nusa Tenggara Timur khususnya di Kota Kupang, harapnya.

Mouritz Floris, Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Kupang, mengaku peristiwa dugaan pengancaman pembunuhan terhadap kepala sekolah Soleman Mone, merupakan kasus baru dan pertama kali terjadi di Kota Kupang dan agar ke depan tidak terjadi dan menimpah para kepala sekolah yang lain maka mungkin melalui forum MK2S, perlu ada perlindungan hukum terhadap para kepala sekolah, aku dia.

Ditegaskan Beny Mauko, Kepala sekolah SMP Negeri 16 Perumnas, karena kedua pelaku dugaan pengancaman pembunuhan menyebut-nyebut dirinya sebagai tim sukses yang memiliki SK, (Surat Keputusan), maka Walikota dan Walikota, Jefri Riwu Kore dan Herman Man, harus mengambil sikap tegas agar kedua pelaku harus menjadi jerah. Karena selama ini, seluruh kepala sekolah selalu ditakut-takuti oleh oknum-oknum tertentu dengan mengaku-ngaku sebagai tim sukses paket dari Firman.

“Mereka mengaku tim sukses dari paket Firman, maka pak Wali dan Wawali perlu tegas karena selama ini kalau mau jujur semua kepala sekolah selalu didatangi dan ditakut-takuti oleh oknum-oknum tertentu”, tandas Mauko. (Oscar )