KOTA BEKASI – Diskusi Santai Kupas Tuntas perjalanan 100 hari Bang Pepen dan Mas Tri Pemerintahan Kota Bekasi yang diselenggarakan Media Koran Bekasi di Gedung Hartika, Rabu (30/1/2019).

Dimana sebelumnya acara tersebut akan dihadiri oleh Walikota Bekasi, Rahmat Effendi dan Wakil Walikota, Tri Adhianto namun karena Rahmat Effendi ada tugas lain akhirnya hanya bisa dihadiri oleh Tri Adhianto.

Dihadiri juga panelis Nicodemus Godjang, Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi Ahmad Zaenudin, Dosen Unisma Annafi Indra Tama, Ketua Komisi I DPRD Kota Bekasi Chairoman J. Putro dan Ketua Perempuan Amanat Nasional Evi Mafriningsianti serta para mahasiswa mahasiswi dari Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM).

Saat acara dimulai para panelis memulai tanya jawab yang ditujukan kepada Mas Tri dengan berbagai pertanyaan oleh para panelis dan langsung dijawab oleh Mas Tri.

Tidak mau ketinggalan Rusmasari Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, semester empat (4), ekonomi pembangunan yang mewakili mahasiswa kelas karyawan ikut ambil bagian tanya jawab.

Kata dia, Moto kami mahasiswa kelas karyawan bukan kuliah untuk bekerja, tapi bekerja untuk kuliah.

“Kami bukan orang beruntung yang bisa merasakan main, kuliah, tapi kami berjuang untuk mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan kami, kami menimba ilmu. Saya pengen keresahan kami seorang mahasiswa kelas karyawan didengar, kami kelas karyawan pekerja kontrak enam (6) bulan, nanti cari kerja lagi, bayaran nunggak pak. Kota Bekasi kan salah satu Kota Industri terbesar di Asia Tenggara,” urai Rusmasari.

Kami meminta, Lanjut Rusma. kebijakan Pemerintah Kota Bekasi untuk merekrut kami yang berkompeten. “Kan Bapak tau Universitas mana yang punya Putra/Putri terbaik didaerah Kota Bekasi dan kenapa kami kerja jauh-jauh ke Jakarta karena di Jakarta kami bisa cari kerjaan yang mumpuni,” ungkapnya dengan kesal.

Inilah Bapak keresahan kami dari sektor pendidikan, kalau bisa diminimalisir dengan beasiswa yang Bapak berikan tolong ditambah, terutama di IBM dan ketenagakerjaan dan dengan banyaknya Perusahaan-Perusahan yang ada di Kota Bekasi, Bapak bisa memberikan kebijakan yang melamar kerja di area Bekasi ini harus memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) domisili Bekasi.

“Kenapa tidak kita manfaatkan apa yang kita miliki untuk kepentingan warga Bekasi,” tandasnya.

Saat ini, Rusma juga belum merasa adanya jalan keluar dalam persoalan ini saat tanya jawab diskusi yang disampaikan tadi.

“saya kurang puas karena tidak ada problem solving yang dikemukakan dan saya berharap bisa benar-benar berdiskusi untuk menjawab segenap keresahan kami mahasiswa, khususnya kelas karyawan Dan saya berharap untuk dilibatkan dalam upaya memajukan Kota Bekasi dan menyerap aspirasi kaum millenials. (Dirham)