TANGERANG – Warga RT 01/05 Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung Keluhkan pembakaran limbah industri. Aksi pembakaran limbah kayu dan juga plastik serta busa sisa industri itu sudah berlangsung lama. Namun, kali ini warga merasakan sesak nafas akibat pembakaran limbah tersebut. 

“Ini asapnya perih dan membuat sesak. Kita ga tau harus ngadu ke siapa?,” Ujar Ai Ratna kepada Wartawan (3/2/18).

Selain takut, warga juga mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sehingga pasrah dengan adanya pembakaran limbah berbahaya tersebut. ” Percuma ngadu juga. Besok-besok juga mereka bakar lagi limbahnya,” aku Ai.

Hal senada juga di katakan Machfud, dia kesal dengan aksi bakar sampah yang membuat polusi. Selain menimbulkan batuk-batuk, warga juga merasakan perih pada mata. ” Inimah terlalu. Masa se enaknya saja buang dan bakar sampah. Kita  udah larang sama RT, dan membuang sampah ke tempat pembuangan sampah yang ada. Eh ini malah buang dan bakar sampah semaunya,” terang Machfud dengan nada kesal.

Sementara itu Engkus petugas kebersihan setempat mengaku, dirinya hanya di suruh oleh pengusaha yang bernama H Asli. Ia mengaku diberikan upah Rp. 70.000 setiap mengangkat dan membakar sampah di lapangan. ” Saya cuma di suruh, dan kasih upah” akunya.

Sementara itu, Aris ketua RT setempat mengaku telah melarang pembakaran dan pembuangan sampah di lapangan tersebut. Namun, aksi bakar limbah ini kadang dilakukan dengan cara diam-diam.

” Udah saya larang itu. Kita juga larang seluruh warga buang sampah dekat permukiman. Kan sudah ada tempat pembuangan sampah yang disediakan pemerintah,” aku Aris.

Pantauan di lokasi, Ketua RT dan warga bergotong royong memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya. Selain memadamkan api, warga juga melakukan pentupan gerbang menuju lapangan yang menjadi tempat pembuangan sampah liar. (Glen)